Kamis, 02 April 2020

Sistem Imformasi Manajemen Pendidikan

Makalah 
IMPLEMENTASI  SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Dosen Pembimbing : Yeni Tri Nur Rahmawati, S.Pd.I, M.Pd.I 

Oleh :
Nama : Alfiyatul Hasanah
NPM : 201791200004


 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) B (VI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AT-TAQWA BONDOWOSO
2019-2020

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil’alamin, puji sukur kami panjatkan kehadiratAllah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang membingbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yakni ajaran agama Islam.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah Sistem Informasi  Manajemen Pendidikan. Penyusun berharap analisis ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang konsep di dalamnya.
Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Analisis ini. Kami penyusun berharap semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan Tugas  ini mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT. Akhirnya kami menyadari bahwa Tugas ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.






Bondowoso, 1 April 2020
                           Penulis






DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Masalah 3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan 4
Bentuk Implementasi Sistem Informasi Manajemen 4
dampak implementasi sistem informasi manajemen pendidikan terhadap etika dan sosial 11
hasil implementasi sistem informasi manajemen pendidikan 13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTKA


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh masyarakat sekarang ini sudah menjadi biasa, tidak lagi menjadi impian yang sulit diwujudkan, termasuk pemanfaatannya di dunia pendidikan. Mengingat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untukk dunia pendidikan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, diperlukan pemasyarakatan sekaligus implementasi sistem informasi manajemen pendidikan yang tepat agar pelaksanaan dan pemanfaaannya optimal sesuai dengan kepentingan dan sasaran dunia pendidikan. 
Zulkifli Amsyah menyatakan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi telah membuka kemungkinan-kemungkinan kegiatan yang sebelumnya sulit atau bahkan tidak bisa dilakukan, saat ini dengan mudah bisa dilakukan, misalnya kegiatan berkirim informasi ataupun kegiatan-kegiatan pendidikan secara online. Implementasi teknologi informasi dan komunikasi beserta komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadinya revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem organisasi dapat di selesaikan secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
Bahwa perkembangan perangkat keras dan perangkat jaringan, sekarang lebih meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan kecepatan pekerjaan dan pelayanan pelanggan. Di abat teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini segala macam bentuk teknologi informasi dapat diperoleh dengan cara yang relatif mudah dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ringkas dan canggih, dilihat dari trend perkembangan software dan hardware.
Pengelolaan sistem informasi pendidikan idealnya adalah bagaimana para pengambil keputusan bidang pendidikan misalnya, berapa jumlah sumber daya manusia pendidikan yang dibutuhkan, jenis sekolah, tingkatan sekolah, pelaksanaan kurikulum perkembangan lembaga pendidikan, yang dapat memperbaiki proses manajemen pendidikan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dalam dunia pendidikan penggunaan dan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu sendiri.
Kedua bidang ini saling membutuhkan satu sama lain. Dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut, manajemen menilai pendidikan sebagai penggerak pada sistem informasi manajemen pendidikan, sekaligus sistem informasi manajemen pendidikan sebagai penentu proses manajemen pendidikan. 
Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada bidang Komputerisasi telah menunjukkan bahwa perkembangan tersebut dapat membantu memecahkan masalah pada proses implementasi sistem informasi manajemen pendidikan. 
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Rumusan Masalah
Berawal dari deskripsi latar belakang masalah di atas maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dijadikan kajian utama  dalam makalah ini adalah bagaimana implementasi sistem informasi manajemen pendidikan? Untuk mengkaji pokok permasalahan tersebut maka penulis mem-breakdawn ke dalam beberapa sub masalah yaitu:
Bagaimana bentuk implementasi sistem informasi manajemen pendidikan?
Bagaimana dampak implementasi sistem informasi manajemen pendidikan terhadap etika dan sosial?
Bagaimana hasil implementasi sistem informasi manajemen pendidikan?
Tujuan Masalah
Untuk mengetahui bentuk implementasi sistem informasi manajemen pendidikan
Untuk mengetahui dampak implementasi sistem informasi manajemen pendidikan terhadap etika dan sosial
Untuk mengetahui hasil implementasi sistem informasi manajemen pendidikan 

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna unuk kepentingan organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan unuk fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan. 
Secara historis, gagasan sebuah sistem informasi tidak dikenal sebelum munculnya komputer. Akan tetapi, komputer telah banyak memberikan dampak dengan terwujudnya gagasan tersebut menjadi realitas. Organisasi dalam segala motif selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengklasifikasi, mengolah, menyimpan, melihat kembali/menemukan kembali dan mendristribusikan informasi. 
Sistem Informasi manajemen secara umum dapat dikatakan sebagai sebuah sistem manusia dan mesin yang terintegrasi dalam menyediakan infomasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan penentuan alternatif tindakan dalam sebuah organisasi sistem tersebut. Dalam operasinya, sistem informasi manajemen menggunakan perngkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur, model manajemen, dan keputusan serta aebuah terminal data. Sistem Informasi Manajemen sebagai suatu kumpulan manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi bertanggung jawab untuk aktu mengumpulkan dan pengolahan data sewaktu menghasilkan informasi yang berguna untuk setiap hierarki manajemen dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan organisasi.     
Bentuk Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Seiring majunya peradaban dunia dan dinamika kehidupan penduduk bumi yang cenderung vertikal, tidak jarang menimbulkan gejolak kehidupan sosial. Permasalahan sosial selalu timbul setiap saat dikarenakan sangat cepatnya arus globalisasi. Sarlito W. Sarwono, menyatakan bahwa:
Maju dan berkembangnya peradaban dunia juga mempengaruhi alat pendukungnya, diantaranya adalah teknologi komunikasi yang penggunaanya sebagai alat bantu untuk memproses dan mentransfer perangkat data informasi yang dibutuhkan, teknologi komunikasi pula sebagai sebab masuknya norma  dan nilai baru dari luar yang pada gilirannya norma dan nilai baru ini masuk ke dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat.
Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperlukannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat di aplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.
Sistem informasi manajemen marupakan sistem operasional  yang malaksanakan beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan luaran yang berguna bagi pelaksanaan operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan. Penerapan sistem informasi manajemen pada kehidupan sehari-hari kini makin banyak dijumpai. Selain seperti pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun perhotelan. Dalam dunia pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen serta teknologi informasi sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah berjalan dengan sangat pesat. Berbagai kemudahan memperoleh informasi dari berbagai penjuru dunia dalam hitungan detik, yang pada “zaman batu“  dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin, kini telah menjadi kenyataan.
Implementasi pendidikan di masa mendatang akan mengalami perubahan paradigma secara mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi infrmasi yang mempercepat transfer ilmu pengetahuan. Jenis teknologi yang secara langsung berpengaruh kuat  pada pelaksanaan pendidikan adalah komunikasi TV, radio, komputer, jaringan internet, yang dapat dikontruksi untuk suatu proses pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sudah banyak memanfaatkan  informasi tersebut. Dengan Teknologi informasi akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah lainnya. Dalam pemanfaatan  teknologi informasi diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas guru dan peserta didik serta masyarakat dapat berkembang. Pada proses pengelolaan sekolah yang modern berbasis teknologi informasi semakin banyak sekolah yang menerapkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIM Sekolah), baik yang merancang sendiri, program dari pemerintah maupun dikerjakan secara profesional oleh tenaga ahli.
Penggunaan sistem informasi manajemen sekolah tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi akan berjalan dengan efisien, terukur dan fleksibel.
Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang berhasil mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajarannya, baik di dalam maupun di luar negeri  sehingga dapat mengadopsi pola pembelajaran yng lebih mudah, cepat, memiliki nilai tambah serta inovatif dalam mencari formulasi baru untk memberikan tambahan ilm maupun keterampilan bagi peserta didiknya. Sekolah yang melakukan pelayanan terhadap siswa merupakan institusi yang sangat membutuhkan kehadiran teknologi informasi sebagai pendukung peningkatan kualitas pelayanan. 
Sistem informasi manajemen Sekolah dapat dikatakan berjalan apabila semua komponen sekolah dapat menggunakan dan memanfaatkan sistem itu sendiri.  Sebagai contoh ada suatu sistem informasi sekolah lengkap dan terpadu yaitu Integrated School Information System (I-SIS) yang memiliki fasilitas terpadu atau terintegrasi jadi satu mulai dari database peserta didik, guru, Bimbingan dan Konseling, kartu pelajar barcode, absensi siswa, guru pegawai, nilai (ulangan, UTS, UAS, try out dll) Rapor otomatis, pembayaran, SMS Gateway.  Selain itu I-SIS juga bisa terhubung dengan Scanner LJK bila ulangan atau ujian menggunakan lembar jawaban komputer maka scanner akan otomatis mengirim nilai ke database sistem, untuk absensi siswa, guru dan pegawai dapat menggunakan sidik jari yang otomatis terlapor ke wali siswa bila siswa bolos atau alpha. Manfaat untuk guru bidang studi nilai akan diolah otomatis tinggal memasukan rumus sesuai keinginan masing-masing guru, ledger dan rapor juga otomatis tinggal print.
Aplikasi SMS Gateway sistem atau biasa disebut SMS Smart School ini juga mudah karena dikelola sendiri oleh sekolah jadi biaya akses lebih murah dan mudah dipantau. Dengan SMS Smart School wali siswa dapat menerima laporan otomatis dari sekolah misalnya : nilai (ulangan, Ujian, Try out, Unas), absensi siswa, pelanggaran disiplin, pembayaran, data guru dan informasi sekolah lainnya. Selain terkirim otomatis wali murid juga bisa mengirim permintaan info sekolah melalui SMS. Dengan SMS ini guru juga bisa mengirim tugas rumah atau soal melalui SMS, Kepala sekolah bisa memantau aktivitas di sekolah melalui handphone. Dalam sistem ini juga dilengkapi aplikasi perpustakaan, piket, bel sekolah dan lain-lainnya. Waktu yang dibutuhkan implementasi I-SIS sampai berjalan hanya 3 hari termasuk training dan pelatihan. Gambaran di atas adalah sebuah sistem informasi manajemen sekolah yang saat ini sangat diperlukan dalam pengelolaan sekolah yang modern berbasis teknologi informasi yang sangat bermanfaat untuk efisiensi kerja, meningkatan mutu pembelajaran maupun efisiensi biaya.
Pada pelaksanaan implementasi sistem informasi manajemen sekolah,  suatu sistem dapat dikatakan berjalan baik dan normal apabila semua komponen sekolah mulai guru, bimbingan konseling, tata usaha, bendahara dan juga kepala sekolah bisa menggunakan dan memanfaatkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan tidak tergantung pada administrator sekolah.
Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin Efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, penciptaan iklim organisasi yang kondusif, serta penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat di masa depan. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen pendidikan pada hakikatnya adalah menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistemik dan sistematik serta sumber-sumber yang didayagunakan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu cabang ilmu manajemen pendidikan yang mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum, fasilitas sumber belajar, dana serta upaya mencapai tujuan lembaga secara dinamis. Pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan terdiri atas unsur input, proses dan output.
Apabila unsur-unsur tersebut diterapkan pada sekolah, maka akan terlihat sebagai berikut :
Input terdiri atas kurikulum,kesiswaan,kepegawaian, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, keuangan, marketing dan sim biodata smk.
Proses dapat dilakukan dengan manual dan bantuan computer. Proses manual dengan cara konvensional sedangkan proses dengan bantuan computer mempersyaratkan kondisi tertentu, yaitu : adanya struktur organisasi dan prosedur yang pasti, tersedia data, adanya pengelolaan dan pemeliharaansystem.
Output merupakan informasi yang disajikan untuk pimpinan (kepala sekolah) atau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam membuat atau mengambil keputusan.
Proses penerapan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan berbasis computer, harus di ketahui bagaimana proses dan alur penanganan informasi di sekolah, yaitu :
Proses perencanaan data, menetapkan tujuan, jenis data dan waktu pengumpulan data.
Proses pengorganisasian data, menentukan tugas dan ruang lingkup data yang ditangani oleh sekolah.
Proses pengumpulan dan penyiapan data, menentukan metode , menentukan sumber data, dan menyusun pengumpulan data, serta pelaksanaan pengumpulan data.
Proses pengolahan data, menentukan format sajian, menyesuaikan permintaan informasi dan mengamankan informasi.
Proses penyajian laporan, menganalisis dan menginterprestasikan hasil olahan data serta mengamankan hasilnya.
Untuk melihat sampai sejauh mana proses implementasi Pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan, sebagai kepala sekolah mempunyai beberapa kriteria dalam menjalankan sistem informasi manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut :
Dapat menentukan pendekatan yang tepat dalam merencanakan sistem Informasi manajemen pendidikan di sekolahnya.
Penerapan sistem informasi manajemen pendidikan secara efektif dan efisien oleh kepala sekolah ditunjukkan dengan kemampuan: mengumpulkan data secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan, mampu mengolah data dengan menjadi informasi yang tepat, mampu menggunakan sistem informasi manajemen pendidikan sebagai hasil olahan dalam mengambil keputusan.
Dalam pelaksanaan administrasi sistem informasi digunakan beberapa Macam administrasi yaitu administrasi ketatausahaan, administrasi guru dan pengajaran. Pengelolaan dan pelaksanaan SIMDIK telah banyak membantu, memperlancar dan mempermudah pelaksanaan administrasi ketatausahaan di sekolah. Hal ini disebabkan karena segala informasi maupun data yang menyangkut administrasi sekolah telah tersimpan sehingga dapat memperlancar kegiatan akademik, tersedianya informasi yang dibutuhkan, secara cepat dan tepat, pekerjaan akan lebih efektif dan efisien.
Kriteria atau ukuran keberhasilan manjemen pendidikan adalah produktivitas pendidikan, yang dapat dilihat pada produk, hasil atau efektivitas dan pada proses, suasana atau efisiensi. Kriteria keberhasilan memerlukan proses manajemen pendidikan, minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi.
Perilaku manusia dalam berorganisasi dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pengendalian termasuk memimpin.
Organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu merencanakan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal penting yang perlu dicermati dari definisi tersebut antara lain proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam manajemen pendidikan, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang beberapa prinsip, yaitu :
Prinsip pengarahan pada tujuan.
Prinsip keharmonisan dengan tujuan.
Prinsip kesatuan komando.
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum. Pemimipin melimpahkan sebagian dari wewenang yang di milikinya kepada bawahan melalui Job Discription (jabaran tugas) pada masing-masing personil. Secara praktis fungsi Actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui penentuan masalah, penetapan tujuan, penetapan tugas dan sumber daya penunjang, menggerakkan dan mengarahkan, memiliki keberhasilan sumber daya manusia.


Dampak Implementasi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Terhadap Etika Dan Sosial
Meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar, terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi, perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan, salah satu manfaatnya  bahwa informasi dapat dengan mudah diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas, namun di sisi lain perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru.
Melihat perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat serta penggunaannya yang sangat banyak diminati khususnya oleh organisasi pendidikan memunculkan beberapa dampak positif dan negatif. Menurut Eti Rochaety dampak positif diterapkannya teknologi informasi pada organisasi pendidikan adalah kinerja organisasi lebih efisien karena teknologi informasi dapat menghapus posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga menghapuskan batas waktu untuk operasi internasional. Selain itu peserta didik atau mahasiswa bisa melaksanakan pembelajaran dengan berbasis internet yang biasa disebut dengan e-learning sehingga pembelajarannya lebih praktis dan hasil atau mutu dari pembelajarannya tidak kalah bagus dengan pembelajaran klasikal.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dampak negatif yang dimunculkan dari diterapkannya teknologi informasi ini di organisasi pendidikan adalah terjadinya pengurangan tenaga kerja karena pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh manusia sudah tergantikan oleh teknologi inforasi yang berkembang. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya angka pengangguran.
Secara umum perkembangan teknologi informasi ini mengganggu hak privasi individu, bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya  misalnya; pemanfaatan teknologi komputer dengan mudah dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah, belum lagi ada sebahagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan atau hobi, adapula yang memanfaatkan teknologi  komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal.
Bukan suatu hal yang baru bila kita mengamati bahwa dengan kemajuan teknologi, semakin meningkat pula kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini. Kejahatan yang di maksud tersebut adalah salah satu dampak teknologi informasi  terhadap etika dan sosial seperti kriminalitas ataupun penipuan.
Dari berbagai uraian di atas, penulis dapat menarik suatu gambaran bahwa teknologi informasi yang berkembang cepat membawa dua dampak yaitu positif dan negatif. Namun, terlepas dari dampak tersebut, terlihat bahwa berbagai organisasi khususnya organisasi pendidikan menyambut dengan baik perkembangan teknologi informasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya sekolah dan universitas yang menerapkan teknologi informasi. Keputusan yang diambil oleh sekolah dan perguruan tinggi dalam menerapkan teknologi informasi memang sangat baik apabila disesuaikan dengan kondisi dari sekolah atau universitas karena memang banyak sekali manfaat serta dampak postif yang diperoleh dari penerapan teknologi informasi. Namun, sekolah dan universitas juga harus mempersiapkan strategi untuk menghadapi dampak negatif dari penerapan teknologi informasi yaitu pengurangan tenaga kerja yang nantinya berimbas pada meningkatnya angka pengangguran. Untuk itu, diperlukan suatu strategi untuk mengatasi maslah tersebut. Salah satu caranya adalah memadukan antara teknologi informasi dengan sumber daya manusia agar tidak terjadinya peningkatan pengangguran.
Penghematan waktu dan kecepatan penyajian informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan kesempatan kepada guru dan pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembinaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.

Hasil Implementasi Sistem Informasi Manajemen Pendidkan 
Teknologi informasi sekarang ini berkembang begitu pesatnya sehingga implementasi teknologi informasi dan komunikasi beserta komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadinya revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem organisasi dapat di selesaikan secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
Pemanfaatan sistem informasi manajemen khususnya dalam bidang pendidikan sudah sangat diperlukan dalam pengelolaan, baik dalam hal pengelolaan administrasi akademik, akademik kepegawaian, administrasi pelaporan dan masih banyak lagi bidang-bidang lain yang membutuhkan layanan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Kebutuhan aplikasi database yang dapat mengelola data dan informasi sekolah, manajemen sekolah dan komite-komite pengajaran dan pembelajaran, juga mengangkat kebutuhan untuk menjadikan laporan-laporan dari sekolah secara cepat dan valid kepada instansi terkait seperti laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun ke Kementrian Pendidikan Nasional.
Mengingat peran sistem informasi manajemen yang begitu penting sangat diperlukan oleh suatu lembaga/satuan pendidikan. Upaya dan usaha menerapkan IT dalam menunjang kelancaran kinerjanya, dengan kondisi semacam itu seluruh tenaga kependidikan dan pendidik terus melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki sistem-sistem yang sudah ada.
Teknologi informasi juga merupakan salah satu senjata pesaing. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi dalam aktivitas operasional lembaga pendidikan, bahkan untuk menjadi pilihan masyarakat saat ini, lembaga pendidikan harus memiliki sperangkat teknologi informasi yang memadai.
Dalam rangka memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sebuah komitmen terhadap kualitas pendidikan. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, agar efektif dan efisien.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Implementasi sistem informasi BIOSMK di sekolah merupakan upaya yang sudah seharusnya dilakukan. Sesuai dengan standar isi pendidikan yaitu sistem informasi manajemen pendidikan (SIM) BIOSMK untuk mendukung proses manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan (kepala sekolah) pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan yang dapat dipertanggung jawabankan secara moral.
Menurut Kenneth Promozic dalam gelombang inovasi teknologi  di bagi  dalam beberapa tahapan yaitu:
Reducing cost
Pertimbangan dalam tahapan ini, teknologi informasi dikaitkan dengan urusan administratif yang bertujuan mengurangi biaya. Contohnya penggunaan komputer sebagai pengganti mesin tik. Komputer jauh lebih unggul dibandingkan dengan mesin tik ditinjau dari kecepatan, kerapian, penggunaan kertas, dan sebagainya. Selain itu juga komputer dapat menyimpan data dalam bentuk softcopy yang lebih tahan lama dibandingkan kertas secara fisik. Perusahaan menitikberatkan pada perspektif efisiensi (cheaper, faster, and better) dalam aktivitas sehari-hari.


Leveraging Investment
Tahapan kedua, teknologi informasi dipandang sebagai aset yang menguntungkan dibandingkan dengan teknologi serupa atau dengan kata lain memiliki value added Perbandingan ini diukur dari segi keuangan, misalkan pengiriman surat dengan email  jauh lebih murah dibandingkan dengan pengiriman surat secara manual yang membutuhkan waktu lebih lama dan mahal atau  sama halnya dengan komunikasi menggunakan telephone untuk interlokal atau internasional jauhh lebih mahal jika dibandingkan berkomunikasi melalui chatting atau internet (VOIP).
Enhancing products and services
Tahapan ketiga terjadi ketika sebuah teknologi dapat memberikan kontribusi signifikan dalam proses penciptaan produk dan jasa, sehingga menambah nilai dan kualitas dari produk dan jasa yang ditawarkan. Ukuran yang sering digunakan adalah perubahan dalam  market share. Sebagai contoh adanya dengan adanya call center secara online bagi para pelanggan yang ingin menyampaikan komplain atau menanyakan informasi tentang produk dan jasa yang ditawarkan. Fasilitas ini tentu saja menjadi faktor penentu ketika para pelanggan membeli produk dan jasa.
Enhancing executive decision making:
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan dinamika pasar, maka top manajemen  perusahaan membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan berkualitas. Kecepatan proses pengolahan data menjadi informasi dan terakhir menjadiknowledge merupakan  faktor yang fundamental untuk tetap unggul di kancah persaingan. Oleh karenanya perusahaan mulai  menerapkan konsep manajemen modern untuk memperbaiki kinerja perusahaan  sepertibusiness process reengenering, balanced scorecard, six sigma, total quality management, dsb. Peranan teknologi infornasi disini sebagai enabler dimulai dari proses pengumpulan data, pengolahan, integrasi, pelaporan, analisa, dan sampai kepada pengambilan keputusan.
Reaching the customer
Tahapan kelima teknologi informasi dipandang telah menjadi alat untuk mendapatkan pelanggan. Biasanya ini terjadi pada perusahaan penyedia jasa, teknologi informasi diekploitasi secara maksimal 24 jam x 7 hari dan menembus batas ruang  dan batas waktu (ubiquitous). Teknologi informasi  menjadi penghubung antara perusahaan dengan pelanggan, lihat saja internet banking, mobile banking, home shopping, e-consultancy, e-commerce, dsb
Menurut Budi Sutedjo dalam Eti Rochaety bahwa gelombang teknologi informasi yang berbasis internet berkembang melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
Gelombang pertama, pemanfaatan TI difokuskan  untuk meningkatkan prouktivitas  dan memperkecil biaya.
 Gelombang kedua, TI difokuskan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan peralatan komputer  melalui pembangunan jaringan komputer.
 Gelombang ketiga, TI difokuskan untuk menghasilkan keuntungan melalui pembangunan program sistem informasi.
Gelombang keempat, TI difokuskan untuk membantu proses pengambilan keputusan dari data kualitatif.
Gelombang kelima, TI difokusakan untuk meraih pelanggan (konsumen) melalui pengembangan jaringan internet.
 Gelombang keenam, TI mengembangkan sistem jaringan tanpa kabel (wireless). Sistem tersebut dapat memungkinkan seseorang mengakses internet melalui komputer yang terhubung ketelepon seluler.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna unuk kepentingan organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan unuk fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan. 
Meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar, terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi, perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan, salah satu manfaatnya  bahwa informasi dapat dengan mudah diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas, namun di sisi lain perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan
Pemanfaatan sistem informasi manajemen khususnya dalam bidang pendidikan sudah sangat diperlukan dalam pengelolaan, baik dalam hal pengelolaan administrasi akademik, akademik kepegawaian, administrasi pelaporan dan masih banyak lagi bidang-bidang lain yang membutuhkan layanan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Kebutuhan aplikasi database yang dapat mengelola data dan informasi sekolah, manajemen sekolah dan komite-komite pengajaran dan pembelajaran, juga mengangkat kebutuhan untuk menjadikan laporan-laporan dari sekolah secara cepat dan valid kepada instansi terkait seperti laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun ke Kementrian Pendidikan Nasional. 
Saran 
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Amsyah Zilkifli, Manajemen Sistem Informasi, Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Rochaety, Eti, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Hidayanto, Dwi Nugroho.  Pemikiran Pendidikan dari Filsafat ke Ruang Kelas Cet. III; Samarinda: Spirit Grafindo, 2011.
W. Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja , Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010.
B. Davis, Gordon. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen,  Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1998.
Gaol L, Chr Jimmy, Sistem Informasi Manajemen,Jakarta: Grasindo, 2008.




Jumat, 27 Maret 2020

Supervisi dan Evaluasi Program Pendidikan

LAPORAN
IMPLEMENTASI  SUPERVISI KLINIS
Mata kuliah : supervisi & evaluasi program pendidikan
Untuk memenuhi tugas dari
Dosen pembimbing: Yeni Tri Nur Rahmawati,S.Pd.I,M.Pd.I



Disusun Oleh :
Nama: Alfiyatul Hasanah
NPM: 201791200004

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) B (V)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AT-TAQWA BONDOWOSO
2019-2020

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari kiamat.
Kami sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah Kami dapat menyelesaikan tugas observasi ini dengan judul “implementasi supervise klinis di MA Darul Hikmah Jatian Koncer”.Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah supervisi & evaluasi program pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso.
Dalam penyusunan makalah ini kami sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini berguna bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul kalam,

Wassalamualaikum Wr. Wb.



Bondowoso,19 oktober 2019.












DAFTAR ISI


Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang 1
Metode Penelitian 2
Tujuan Supervisi Klinis 2
BAB II PELAKSANAAN SEPERVISI KLINIS
Profil Lembaga MA Darul Hikmah 5
Struktur Organisasi Lembaga MA Darul Hikmah 6
Hasil Supervisi 7
BAB III  PENUTUP
Kesimpulan
Saran












BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Supervisi klinis adalah salah satu model pembinaan kompetensi guru yang banyak dilakukan oleh kepala sekolahdan pengawas. Supervisi klinis adalah model model pembinaan yang langsung berkenan dengan perbaikan pembelajaran. Tujuan utama supervise adalah mengembangkan profesional guru dengan fokus peningkatan penampilan guru di dalam kelas. Oleh karena itu, supervisi klinis merupakan strategi yang efektif dalam memperbaiki pengajaran yang dilakukan guru. Abcheson dan Gall (1997: 125) mengemukakan bahwa supervise klinis memiliki tujuan utama pengembangan profesional guru dengan fokus utamanya pada peningkatan kinerja guru dikelas. 
Departemen pendidikan nasional mengemukakan bahwa perubahan dan pengembangan aspesk kehidupan perlu ditanggapi oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Profesionalitas guru yang baik itu sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya iklim pendididkan yang aktif serta dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga Indonesia.
Dunia pensisiskan saat ini dalam keadaan sangat menghawatirkan, dilihat dari banyaknya permasalahan pendidikan yang sampai saat ini belum terdapat terselesaikan seperti mutu pendididkan yang rendah minimnya profesionalisme tenaga pendidik, rendah sistem manajemen pendidikan sekolah, anggaran pendidikan yang tidak relevan, hingga kurangnya relavansi tenaga pendidik terhadap anak didiknya, dari permasalahan-permasalahan diatas sangatlah mempengaruhi baik buruknya sstem pendidikan di Indonesia.
Pendidikan merupakan fenomina manusia yang fundamental dan mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia dan melalui pendidikan, suatu bangsa akan menjadi maju, yakni berubah dari tingat yang rendah menuju tingkat atau derajat yang lebih baik. Peningkatan  mutu pendidikan merupakan harapan setiap bangsa tak terkecuali Indonesia. Perkembangan peningkatan mutu ini menjadi agenda yang selalu di prioritaskan oleh Negara dalam berbagai program yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya manusia yang bermutu dan berdaya saing.
Dalam pelaksanaan observasi tersebut para siswa dan guru menyambut dengan senang hati atas di selenggarakan observasi ini dan sangat membantu tentang apa yang dirasakan oleh kami sendiri bnayak hal yang didapat dari observasi tersebut dan akan sangat baik jika penerapannya dan dapat di realisasikan dalam waktu yang tidak lama karena secara umum koesionir ini sangat baik untuk meningkatkan mutu pembelajaran di MA DARUL HIKMAH dan manfaat bagi kami sendiri yaitu menjadi bahan masukan dan juga sebagai aspirasi yang selama ini mereka rasakan dengan kata untuk kepentingan bersama. Sasaran pertama dari koesionir ini untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menurut kami sangat kurang atau menurut mereka perlu peningkatan dan kemajuan lebih baik lagi. Dengan adanya kuesioner diupayakan agar terciptanya hal-hal yang positif untuk membangun sekolah ini lebih baik lagi.
Adapun pelaksanaan koesionir ini yaitu pada hari sabtu tanggal 19 oktober 2019 pada saat setelah istirahat dalam tata pelaksaannya dimulai dari pemberian izin dari kampus. Dan alasan kami melakukan observasi ini untuk memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka yaitu dengan wawncara,maka dengan adanya observasi kita dapat mengetahui hal yang tidak dapat kita ketahui.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Diskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif dalam penelitinan ini kami menggunakan penelitian kualitatif. Alasan kami menggunakan metode ini adalah karena penelitian ini dilakukan untuk megetahui tentang proses pelaksanaan supervise klinis yang dilakukan kepada sekolah dalam rangka mningkatkan kemampuan mengajar guru di MA Darul Hikmah, bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan dan pola supervisi linis kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan mengajar guru.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomina tentang apa yang dialami subjek penelitian seperti, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
 Tujuan Supervisi Klinis
Tujuan Umum
Tujuan umum supervise klinis adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan  mengajar guru dikelas. Dalam hubungan inilah supervise klinis merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Konsep supervisi adalah memberi tekanan pada proses “pembentukan dan pengembangan professional” dengan maksud memberi respons terhadap pengertian utama serta kebutuhan guru yang berhubungan dengan tugasnya. Pembentukan professional guru yang bermaksud untuk menunjang pembaharuan pendidikan serta untuk memerangi kemerosotan pendidikan terutama harus dimulai dengan cara mengajar guru dikelas. Dengan perbaikan dan penyempurnaan diharapkan siswa dapat belajar dengan baik sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai secara maksimal.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus supervise klinis adalah sebagai berikut:
Menyediakan suatu balikan bagi guru secara objektif dari kegiatan yang baru saja mereka lakukan, ini merupakan cermin agar guru dapat melihat apa sebenarnya mereka perbuat saat mengajar, sebab apa yang mereka lakukan mungkin sekali sangat berbeda dengan perkiraan mereka.
Mendiagnosis, memecahkan dan membantu memecahkan masalah mengajar.
Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi-strategi mengajar.
Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan mereka.
Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.
Perhatian utama pada kebutuhan guru dalam mengajar. 












BAB II
PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS

Profil Lembaga MA Darul Hikmah
Nama madrasah : MAS.Darul Hikmah
N.S.M : 131235110038
NPSN : 69788068
Desa : Koncer Kidul
Kecamatan : Tenggarang
Kabupaten : Bondowoso
Provinsi : Jawa Timur
Kode Pos : 68281
Alamat Madrasah : Jl.Tamanan Koncer Kidul Tenggarng Bondowoso
Status Madrasah : Swasta
Kelompok Madrasah : Anggota KKM
Akreditasi : Belum
Surat keputusan/SK : -
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi-Siang (Pukul: 07.00-13.30)
Tahun Berdiri : 2010
Tahun Perubahan : 2013
Bangunan Madrasah : Milik Sendiri
Lokasi Madrasah : Pedesaan
Jarak ke Kecamatan : 6 Km
Jarak ke Kabupaten : 5 Km
Jumlah Guru dan Karyawan : 16 Orang
Organisasi Penyelanggaran : Yayasan Darul Hikmah








Visi
“Kreatif dan Kompetitif Dengan Mengutamakan Iman dan Taqwa”
Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang unggul untuk menghasilkan siswa yang berprestasi dalam bidang Akademik dan mampu dalam bidang Spritual;
Mempersiapkan siswa untuk  dapat memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan bangsa dalam upaya memperkuat Landasan Spritual Moral dan Etika pembangunan;
Menjalin hubungan yang harmonis antar Masyarakat dan Negara yang berlandasan pada pancasila dan Syariat Islam;

Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA
MAS Darul Hikmah Koncer Kidul Tenggaraang Bondowoso





















Hasil Supervisi
Hasil Angket
supervisi dilakukan pada hari sabtu , tanggal 19 oktober 2019, jam 09.30-11.00 WIB. Petugas supervisi (supervisor) di damping oleh Hakimah, M.Pd.I. selaku kepala madrasah MA Darul Hikmah, guru yang disupervisi yaitu guru mata pelajaran
Hasil angket Kegiatan supervisi dari Adi sucipto, S.Pd.I sebagai guru muatan lokal di kelas X. Guru yang disupervisi diberikan dua angket ,angket yang pertama yaitu Instrumen supervise RPP (Kurikulum 2013), angket kedua Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil angket instrument supervisi RPP (Kurikulum 2013) mendapatkan nilai 94 poin  dengan kriteria amat baik, sedangkan  Angket Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran mendapatkan nilai 92  poin dengan kriteria amat baik. hasil angket yang diperoleh dalam kegiatan supervisi ini mendapatkan hasil amat baik, karena hasil angket bisa dikatakan penilaian terhadap standar prestasi, kualitas belajar mengajar.
Aspek yang diamati dari perumusan indikator sesuai dengan indikator SKL, KL, dan KD. Yang meliputi, dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam menggunakan kata kerja operasional yang mengandung satu perilaku yang mencakup level berfikir tinggi. Tujuan pembelajaran disana untuk mencapai suatu proses pembelajaran sangat relevan dengan berbagai kompotensi yang mengandung unsur menciptakan karya yang ada pada siswa dalam mengembangkan sikap, keterampilan, serta pengetahuan baru.
Didalam media belajar mengajar disana menerapkan pendekatan sainfik (ilmiah) untuk memudahkan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, Dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pendekatan sainfik untuk mengembangkan kapasitas individu dan kerja sama peserta didik. Rencana kegiatan pembelajaran disana melalui pengamatan kegiatan siswa dengan kegiatan merancang kegiatan siswa untuk menalar atau mengasosiasi (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) yang mengandung rencana kegiatan tidak lanjut. Dalam penilaian ketercapaian indikator hasil belajar untuk mengukur sikap, pengetahuan dan keterampilan guru disana merancang penilaian otentik dimana akhir dalam penilaian tersebut terdapat evaluasi untuk perbaikan pembimbngan dan pelatihan professional guru dimana personel dalam pembimbing maupun pelatihan kepala sekolah/madrasah dan guru bekerja sama membawa perubahan-perubahan dalam perbaikan pembelajaran tersebut.     
Temuan lapangan
Dari hasil temuan lapangan yang kami dapatkan  yaitu data perencanaan pembelajaran yang diawali dengan penyusunan silabus, program tahunan,program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran(penerapan  strategi, penerapan metode, analisis, buku nilai, buku rapor, jurnal absen, kertas soal, kisi-kisi soal). Untuk itu data-data tersebut dimiliki oleh semua guru dalam upaya pencatatan dan pelaporan serta pembinaan dan pengembangan di sekolah MA Darul Hikmah.
Data ini diperoleh dari hasil observasi peneliti yang berdasarkan dokumen yang diberikan pihak sekolah,guru yang disupervisi “Adi Sucipto,S.Pd.I” mengatakan “ kami telah memberikan pelayanan semaksimal mungkin terhadap siswa, menyesuaikan visi dan misi di sekolah kami untuk memajukan serta menciptakan siswa berprestasi”
Hasil observasi
Dalam pelaksanaan observasi tersebut para siswa dan guru menyambut dengan senang hati atas diselenggarakan observasi ini sangat membantu tentang apa yang dirasakan oleh kami sendiri banyak hal yang didapat dari observasi tersebut dan akan sangat baik jika penerapannya dan dapat di realisasikan dalam waktu yang tidak lama karena secara umum penelitian ini sangat baik untuk meningkatkan mutu pembelajaran di MA Darul hikmah  dan manfaat bagi kami sendiri yaitu menjadi bahan masukan dan juga sebagai aspirasi yang selama mereka rasakan dengan kata untuk kepentingan bersama.
Pada saat kegiatan observasi supervise klinis bertepat pada hari sabtu tanggal 19 oktober 2019, supervisor yang didampingi oleh “Hakimah, M.Pd.I” selaku kepala sekolah MA Darul Hikmah memelakukan supervise klinis kepada satu guru bernama “Adi Sucipto, S.Pd.I” wali kelas X sekaligus guru mata pelajaran Muatan Lokal.
Petugas supervisi  pertama kali melakukan wawancara sekilas tentang sekolah MA Darul hikmah tersebut  yang kemudian di lanjut dengan observasi ke kelas.hasil dari supevisi klinis terhadap satu guru berdasarkan hasil angket mendapatkan kriteria yang sangat baik. Karena sasaran  pertama dari supervise klinis ini untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menurut kami sangat kurang atau menurut mereka perlu peningkatan dan kemajuan lebih baik lagi.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
supervisi klinis merupakan strategi yang efektif dalam memperbaiki pengajaran yang dilakukan guru. Penelitian ini menggunakan Metode Diskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif dalam penelitinan ini kami menggunakan penelitian kualitatif. Alasan kami menggunakan metode ini adalah karena penelitian ini dilakukan untuk megetahui tentang proses pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan kepada sekolah dalam rangka mningkatkan kemampuan mengajar guru di MA Darul Hikmah, bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan dan pola supervisi linis kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan mengajar guru.
Saran
Bagi penyelenggara pendidikan penting untuk mengetahui cara-cara yang efektif  dalam meningkatkan kinerja guru. Hal tersebut penting dilakukan karena bagaimanapun hebatnya guru disekolah, tanpa adanya pembinaan dan pengembangan mempertahankan kualitas sekolah. Jadi, sebaiknya penyelenggara pendidikan dapat menggunakan supervisi klinis dalam rangka pembinaan dan pengembangan diri guru sehingga kinerja guru di sekolah tetap terjaga dan mengalami peningkatan.
















Jadwal Supervisi

hari
nama
kelas
jam
pelaksanaan
keterangan

Rabu 16 oktober 2019
Sulaiman

X
1
Memantau pelaksanaan proses pengajaran dengan menggunakan lembar observasi


sabtu 19 oktober 2019
Alifah,S.Pd
XI
2 dan 4
Memantau pelaksanaan proses pengajaran dengan menggunakan lembar observasi


Selasa 22 oktober 2019
Farida yasin,S.Pd.i
XII
1
Memantau pelaksanaan proses pengajaran dengan menggunakan lembar observasi






















INSTRUMEN SUPERVISI RPP  (KURIKULUM 2013) SD/SMP/SMA/SMK (K2013)


Nama Guru                : …………………………….......................................
Nama Sekolah            : …………………………….......................................
Nama Sekolah            : …………………………….......................................

Aspek yang Diamati
Belum Sesuai
(1)
Sesuai sebagian
(2)
Sesuai semua
(3)
Catatan

A.
Perumusan Indikator





1
Indikator sesuai dengan SKL-KI, dan KD





2
Meliputi dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan





3
Menggunakan kata kerja operasional yang mengandung satu prilaku





4
Mengadung satu prilaku yang dapat diobservasi





5
Mencakup  level berpikir tinggi (analisis, evaluasi, atau mencipta).





6
Meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan/atau metakognitif (learning how to learn)





B.
Perumusan Tujuan Pembelajaran





7
Tujuan realistik, dapat dicapai melalui proses pembelajaran





8
Relevan dengan kompetensi dasar dan indicator





9
Mencakup pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan





10
Mengandung unsur menciptakan karya





C.
Materi Pelajaran





11
Relevan dengan tujuan





12
Sesuai dengan potensi peserta didik





13
Kontekstual





14
Sesuai dengan perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual siswa





15
Bermanfaat untuk peserta didik





16
Materi yang disajikan aktual





17
Relevan dengan kebutuhan siswa





D.
Media Belajar





18
Sesuai dengan tujuan pembelajaran.





19
Memudahkan siswa menguasai materi pelajaran





20
Memfasilitasi siswa menerapkan pendekatan saintifik





21
Memberdayakan teknologi informasi dan komunikasi





E.
Metode Pembelajaran





22
Sesuai dengan tujuan pembelajaran.





23
Sesuai dengan pendekatan saintifik





24
Sesuai dengan model model inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, atau proyek.





25
Mengembangkan kapasitas individu dan kerja sama peserta didik





E.
Rencana Kegiatan Pembelajaran





26
Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.





27
Menjelaskan tujuan pembelajaran





28
Merencanakan kegiatan siswa mengamati





29
Merencanakan kegiatan siswa menanya





30
Merancang kegiatan siswa mencoba





31
Merancang  kegiatan siswa menalar atau mengasosiasi (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)





32
Merancang kegiatan siswa membentuk jejaring atau mengomunikasikan produk penalarannya





33
Merangkan kegiatan siswa berkarya atau mencipta





34
Mengandung rencana kegiatan tindak lanjut (penugasan, remedial, dan pengayaan)





F.
Penilaian





35
Menilai ketercapain indikator hasil belajar





36
Mengukur sikap, pengetahuan, dan keterampilan





37
Merancang penilaian otentik





38
Meliputi rancangan instrumen tes





39
merancang penilai tugas





40
Menetapkan pedoman penskoran





SKOR RENCANA PELAKSANAAN PEBELAJARAN





Nilai










Kriteria:

Amat baik
86
 s.d
100


Baik
70
 s.d
85


Kurang
Di bawah 70











Form Rekapitulasi Hasil Supervise

INSTRUMEN SUPERVISI RPP  (KURIKULUM 2013) SD/SMP/SMA/SMK (K2013)
No
Aspek Yang diamati
Nilai / Skor
Catatan



BS (1)
SS (2)
SS(3)


1
Perumusan Indikator
-
8
6


2
Perumusan Tujuan Pembelajaran
-
2
9


3
Materi Pelajaran
-
4
15


4
Media Belajar
-
2
9


5
Metode Pembelajaran
-
4
6


6
Rencana kegiatan pembelajaran
-
8
15


7
Penilaian
-
4
12


Jumlah skor
-
32
72


Jumlah keseluruhan (94)
Amat baik


INSTRUMEN SUPERVISI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SD/SMP/SMA/SMK (KURIKULUM 2013)
No
Aspek Yang diamati
Nilai / Skor
Catatan



BS (1)
SS (2)
SS(3)


1
Apersepsi dan motifasi
1
4
3


2
Penyampaiian kompetensi dan rencana kegiatan

4
-


3
Kegiatan inti
1
24
30


4
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran
-
2
12


5
Melaksanakan penilaiian autentik
-
-
9


6
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
-
2
3


7
Penutupan pembelajaran
-
4
3


Jumlah skor
2
40
60


Jumlah keseluruhan (92)
Amat baik



INSTRUMEN MONITORING ADMINISTRASI PEMBELAJARAN SD/SMP/SMA/SMK
Jumlah skor  dari 1-25
1
8
24
44
5

Jumlah keseluruhan (82)
Baik




















Dokumentasi kegiatan



             

Statistik Pendidikan I

Revisi
ANALISIS
UJI T Satu sampel
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Pendidikan Islam

Dosen pembimbing :
Suheri, S.Pd.I,M.Pd.I 
         
Disusun Oleh: kelompok 1
Zakiyatus sakinah
Sakinatuzzakiyah
Alfiyatul Hasanah
Sahemi
Siti Holilah


PROGRAM STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAQWA
2017-2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil,alamin, puji sukur kami panjatkan kehadiratAllah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang membingbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yakni ajaran agama Islam.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah Statistik Pendidikan I. UJI T. Penyusun berharap analisis ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang konsep di dalamnya.
Tim kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembingbing serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Analisis ini. Tim penyusun berharap semoga semua yang telah berjasa dalam penyusunan Tugas  ini mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT. Akhirnya tim kami menyadari bahwa Tugas ini jauh dari sempurna. Untuk itu tim kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.



                                                                                     
                                                                                                      Bondowoso, 01 Oktober 2019









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan masalah 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian 2
B. Studi Kasus 3
C. Tabulasi data 3
D. Uji Normalitas...............................................................................................4
E.    Langkah-Langkah 6
F. Interpretasi output SPSS 14
BAB III 16
KESIMPULAN 16
A. Kesimpulan 16











BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan atau perkembangan anak peserta didik setelah mereka menempuh proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu sebenarmya yang bersifat kualitatif, akan tetapi diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif karena dalam kegiatan penilaiian hasil pendidikan cara yang paling umum adalah dengan menggunakan data kuantitatif, maka tidak diragukan lagi bahwa statistik dalam hal ini akan mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai alat bantu.
Telah dijelaskan bahwa istilah statistik dapat diberi pengertian sebagai data statistik, statistik pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang membahas atau mempelajari dan mengembangkan prinsip-prinsip, metode dan prosedur yang perlu di tempuh atau dipergunakan, dalam rangka mengumpulkan, penyusunan, penyajian, penganalisisan bahan keterangan yang berwujud angka.
Rumusan Masalah
Seorang peneliti ingin mengetahui mengenai rata-rata IQ mahasiswanya. menurut isu yang berkembang, IQ para mahasiswa yang menuntut ilmu di universitas tersebut kurang dari 140.
Tujuan Masalah
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau perumusan pada rata-rata IQ mahasiswa.













BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian UJI-t Satu sampel
Uji-t untuk satu sampel (one sample T-test) merupakan prosedur Uji-T untuk sampel tunggal jika rata-rata suatu variabel tunggal dibandingkan dengan suatu nilai konstanta tertentu (µ⸰). Uji-t satu sampel ini biasanya digunakan pada penelitian-penelitian yang bersifat eksperimental tetapi dengan desain pre-eksperimental dan quasi eksperimen.
Untuk setiap variabel yang akan diuji ditampilkan rata-rata, standar deviasi, standar eror, rata-rata, selisih rata-rata antara tiap nilai data dengan nilai uji satu hipotesis, dan taraf kepercayaan atau signifikan untuk selisih rata-rata.
kriteria data yang dapat diuji dengan ,menggunakan Uji-t satu sampel (One sample T-test) yaitu :
data yang digunakan adalah data kuantitatif (interval dan rasio)
data berdistribusi normal
Rumus yang digunakan untuk satu sample (One sample T-test) adalah sebagai berikut:
t =
Keterangan :
t = Nilai t hitung
x̅ = Rata-rata
µ⸰= nilai yang di hipotesiskan
s = standar deviasi
n = jumlah sample
Dalam uji satu sample (one sample T-test) dibagi menjadi dua macam pengujian hipotesis yaitu :
Uji pihak/arah (two tail test), yaitu pengujian yang digunakan jika hipotesis nol (Ho) berbunyi sama dengan dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi tidak sama dengan, atau (Ho= dan Ha )
Uji satu pihak/arah (one tail test), yang dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Uji pihak/arah kiri, yaitu pengujian yang digunakan jika hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan hipotesis alternatifnya (Ha0 berbunyi “lebih kecil” atau “paling sedikit/paling kecil” (<), atau (Ho≥, dan Ha<)
Uji pihak/ arah kanan, yaitu pengujian yang digunakan jik hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan” (≤ ) dan Hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi lebh besar” atau “paling besar/paling banyak” (<), atau (Ho≤dan Ha>).
B. Contoh kasus
Studi kasus Universitas gajah mada mengadakan penelitian mengenai rata-rata IQ mahasiswanya. menurut isu yang berkembang, IQ para mahasiswa yang menuntut ilmu di universitas tersebut adalah kurang dari nilai 140. Untuk membuktikan kebenaran isu tersebut, tim riset ingin mengambil simpel secara acak sebanyak 40 orang mahasiswa, kemudian melakukan tes IQ pada mereka.
C.Tabulasi Data

Data Hasil tes IQ Mahasiswa
154
141
135
135

140
143
145
139

138
140
138
140

134
138
144
145

141
137
143
134

140
145
147
136

144
132
146
142

139
143
144
138

149
141
143
148

141
141
138
142

Ho= Menyatakan bahwa IQ para mahasiswa Universitas gajah mada  kurang dari nilai 140
Ha= Menyatakan bahwa IQ para mahasiswa universitas gajah mada lebih besar atau sama dengan 140





Uji normalitas
uji normalitas data

Tests of Normality


Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk


Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.

tesiqmahasiswa
,082
40
,200*
,982
40
,760

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansi >0,05 maka data berdistribusi normal. dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
berdasarkan data di atas nilai signifikansi sebesar 0,760 maka data dinyatakan berdistribusi normal.

Dilihat dari uji normal p-p plot data juga dinyatakan berdistribusi normal dan dapat dilihat dari tanda o banyak yang mendekati garis diagonal.

Descriptives


Statistic
Std. Error

tesiqmahasiswa
Mean
141,0750
,70927


95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
139,6404




Upper Bound
142,5096



5% Trimmed Mean
140,9444



Median
141,0000



Variance
20,122



Std. Deviation
4,48580



Minimum
132,00



Maximum
154,00



Range
22,00



Interquartile Range
6,00



Skewness
,398
,374


Kurtosis
,663
,733


Uji Homogenitas data
Uji homogenitas hanya digunakan pada uji parametris yang menguji perbedaan antara dua kelompok atau beberapa kelompok yang berbeda subjeknya atau sumber datanya .
E.Cara mengoprasikan SPSS
Buka aplikasi SPSS yang kamu milik Seperti pada uji normalitas dan homogenitas fariasi, sehingga muncul tampilan seperti pada gambar dibawah ini

Tampilan Awal SPSS
Klik variabel view yang ada di pojok kiri bawah dari SPSS seperti pada uji normalitas, sehingga akan muncul gambar di bawah ini

Gambar variabel view yang belum diisi
Isikan nama variabel dalam kolom Name (misal TesIQ) maksimal 8 karakter setelah,tekan Tab dan secar otomatis akan muncul dikolom type (Numeric), pada kolom width isikan angka 8 dan pada decimal isikan angka 2 (dengan kondisi devault)


Kolom label dapat diisikan keterangan untuk melengkapi kolom name (misal : Tes IQ Mahasiswa)
setelah pengisian selesai klik data view, untuk mengisikan data , isikan data A dengan (Data TesIQ Mahasiswa )maka muncul tampilan sebagai berikut :

Menyimpan data : klik file – save atau ctrl C- kemudian berilah nama yang anda inginkan semisal data IQ. Data spss akan tersimpan dalam file ekstensen. Sav
Pengolahan data : klik analyze – compare means-One ample T-test Sebagaimana gambar dibawah ini

Setelah keluar gambar seperi dibawah ini : klik varibel tes IQ dan pindahkan ke kontak Test Variabel
isikan 140 pada kotak Test Value ( sebab peneliti ingin membandingkan  nilai IQ mahasiswa kurang dari nilai 140)


klik Option untuk memilih selang kepercayaan yang akan digunakan (Posisi Devault: 95 %). Untuk missing value atau data yang hilang, karena dalam kasus ini tidak ada data yang kosong maka diabaikan saja.
klik continue

Dan yang terakhir klik OK
Output Spss
Hasil output SPSS dapat disimpan dengan cara klik file-save atau Ctrl C – kemudian berilah nama yang anda inginkan (misal: Output A)
Adapun output Spss dapat dilihat sebagai berikut :


Output SPSS

One-Sample Statistics


N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean

tes iq mahasiswa
40
141,0750
4,48580
,70927

One-Sample Test

Test Value = 140

t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference

Lower
Upper

tes iq mahasiswa
1,516
39
,138
1,07500
-,3596
2,5096

F.Interpretasi output SPSS
Pada tabel out put one sample statistic, menunjukkan bahwa sampel penelitian ini berjumlah (N) = 40 mahasiswa, rata-rata IQ mahasiswa adalah 141,0750, dengan standar deviasi ( simpangan baku) sebesar 4,48580, dan standar eror  of mean sebesar ,70927.
Berdasarkan tabel one sample test diatas diketahui nilai t (t hitung ) adalah sebesar 1,516. Nilai df (degree of fredom) atau drajad kebebasan 39. Nilai sig atau nilai signifikansi dengan uji dua sisi adalah sebesar 0,138
Ho= data menyebar normal (Menyatakan bahwa IQ para mahasiswa Universitas gajah mada lebih besar atau sama dengan 140)
Ha= Data tidak meyebar normal (Menyatakan bahwa IQ para mahasiswa universitas gajah mada kurang/lebih kecil dari 140)
Dasar pengambilan keputusan
Jika sig.> 0.05, maka Ho di terima
Jika sig.< 0.05, maka Ho ditolak
Berdasarkan output tabel “one sample test” diatas diketahui nilai sig adalah sebesar 0,138>0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan diatas dapat disimpulkan bahwa HO di terima dan Ha di tolak , dengan demikian dikatakan bahwa isu yang berkembang selama ini yang menyatakan  bahwa rata-rata IQ mahasiswa Universitas gajah mada kurang dari 140 adalah tidak benar. Justru rata-rata IQ mahasiswa Universitas gajah mada lebih besar atau setidaknya sama dengan 140

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa HO di terima , karena p value > 0.05. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa isu yang berkembang selama ini yang menyatakan bahwa rata-rata IQ Mahasiswa Universitas gajah mada kurang dari 140 adalah tidak benar. Justru rata-rata IQ mahasiswa Universitas gajah mada lebih besar atau setidaknya sama dengan 140.

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mutu adalah ketika suatu lembaga dapat memuaskan pelanggan secara sempurna. Kepuasan pelanggan akan tercapai saat suatu produk di proses sesuai standart dan memenuhi standar kepuasan pelanggan. Produk yang di proses sesuai standart ialah produk yang tanpa ada cacat. Selain itu, produknya juga sesuai standart dengan spesifikasi yang tercantum dan sesuai dengan tujuan atau manfaatnya.
Mutu juga dapat dikatakan sebagai karakteristik-karakteristik produk yang dapat memuasakan semua pelanggan. Organisasi yang bermutu ialah organisasi yang menghasilkan produk dengan karakteristik-karakteristik itu. Karateristik yang dapat memuaskan pelanggan seacar umum terbagi menjadi tiga, yaitu keinginan pelanggan, kondisi produk dan kekinian atau unik. Produk dikatakan bermutu apabila produk. Tersebut mengandung karakteristik yang sesuai dengan harapan pelanggan
Menurut kriteria pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar.
Korelasi mutu dengan pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara opersional dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
Peningkatan mutu pendidkan harus dilakukan secara terus-menerus. Walaupun demikian proses pendidikan tidak boleh berhenti hanya karena menunggu penyempurnaan sistem, sarana, dan sumber daya manusia. Sebagai institusi pendidikan, sekolah selalu menjadi perhatian utama untuk terus diperbaiki dan dijaga kualitas proses pembelajarannya.


RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian mutu pendidikan?
Ada berapa strategi manajemen mutu pendidikan?
Bagaimana tata kelola mutu pendidikan yang lebih baik?

Tujuan
Untuk mengetahui mutu pendidikan
Untuk mengetahui strategi manajemen mutu pendidikan
Untuk mengetahui tata kelola mutu pendidikan yang lebih baik





BAB II
PEMBAHASAN
Pengaertian Mutu Pendidikan
Pengertian mengenai mutu pendidikan mengandung makna yang berlainan. Namun perlu ada suatu pengertian yang opersional sebagai suatu pedoman dalam pengelolaan pendidikan untuk sampai pada pengertian mutu pendidikan.
Mutu juga dapat dikatakan sebagai karakteristik-karakteristik produk yang dapat memuasakan semua pelanggan. Organisasi yang bermutu ialah organisasi yang menghasilkan produk dengan karakteristik-karakteristik itu. Karateristik yang dapat memuaskan pelanggan seacar umum terbagi menjadi tiga, yaitu keinginan pelanggan, kondisi produk dan kekinian atau unik. Produk dikatakan bermutu apabila produk. Tersebut mengandung karakteristik yang sesuai dengan harapan pelanggan.
Mutu adalah ketika suatu lembaga dapat memuaskan pelanggan secara sempurna. Kepuasan pelanggan akan tercapai saat suatu produk di proses sesuai standart dan memenuhi standar kepuasan pelanggan. Produk yang di proses sesuai standart ialah produk yang tanpa ada cacat. Selain itu, produknya juga sesuai standart dengan spesifikasi yang tercantum dan sesuai dengan tujuan atau manfaatnya. Sedangkan produk yang sesuai dengan standart kepuasaan pelanggan ialah  produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan kesenangan pelanggan.
Menurut kriteria pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar.
Korelasi mutu dengan pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara opersional dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
Strategi Manajemen Mutu Pendidikan
Peningkatan mutu harus bertumpuh pada lembaga pendidikan untuk secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk mengingkatkan kapasitas dan kemampuan-kemampuan organisasinya guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Ada beberapa strategi dalam mengelolaan dan mengembangkan lembaga pendidikan islam baik berupa pesantren, madrasah atau sekolah, yaitu:
Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga yang jelas, serta berusaha keras mewujudkannya melalui kegiatan sehari-hari.
Membagun kepemimpinan yang benar-benar profesional (terlepas dari intervensi ideologi, politik, organisasi, dan madzab dalam menempuh kebijakan lembaga).
Menyiapkan pendidikan yang benar-benar berjiwa pendidik sehingga mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan bertanggung jawab terhadap kesuksesan peserta didik.
Menyempurnakan strategi rekrutmen siswa secara proaktif dengan menjemput bahkan mengejar bola.
Berusaha keras untuk memberi kesadaran pada para siswa bahwa belajar merupakan kewajiban paling mendasar yang menentukan masa depan mereka.
Merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Menggali strategi pembelajaran yang dapat mengakselerasi kemampuan siswa yang masih rendah menjadi lulusan yang kompetitif.
Menggali sumber-sumber keuangan non konvesional dan mengembangkannya secara produktif.
Membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan proses pembelajaran, terutama ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium.
Mengorientasikan strategi pembelajaran pada tradisi pengembangan ilmu pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan.
Memperkuat metodologibaik hal dalam pembelajaran, pemikiran maupun penelitian.
Mengkondisikan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menstimulasi belajar.
Mengkondisikan lingkungan yang islami baik dalam beribadah, bekerja, pergaulan sosial, maupun kebersihan.
Berusaha meningkatkan kesejahteraan pengawai lembaga pendidikan lain.
Mewujudkan etos kerja yang tinggi dikalangan pengawai melalui kontrak moral dan kontrak kerja.
Berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada siapapun, baik jajaran pemimpin, guru, karyawan, siswa maupun tamu serta masyarakat luas.
Meningkatkan promosi untuk membangun citra (image building).
Memublikasikan kualitas proses dan hasil pembelajaran kepada publik secara terbuka.
Membangun jaringan kerja sama dengan pihak-pihak lain yang mengutamakan, baik secara finansial maupun sosial.
Menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat untuk mendapat dukungan secara maksimal.
Menyingkronkan kebijakan-kebijakan pendidikan nasional.
Berdasakan langkah-langkah di atas, maka strategi peningkatan mutu dalam pendidikan meliputi: input, proses dan output. Input pendidikan adalah segala sesuatu karakteristik yang tersedia dari pondok pesantren karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses input sumber daya meliputi: sumber daya manusia (kiai, guru, karyawan, dan siswa) dan sumber daya selebihnya (peralatn, perlengkapan,dana, bahan dan sebagainya). Input perangkat lunak meliputi struktur pesantren atau sekolah, peraturan tata tertib, deskribsi tugas, rencana, program, dan sebagainya. Input berupa harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat di ukur dari tingkatan kesiapan input. Maka tinggi kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Output pendidkan merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekalah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau prilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.
Berdasarkan manajemen mutu di atas, bahwa dalam meningkatkan mutu pendidkan tidak lepas dari manajemen mutu pendidikan yang dikenal dalam pendidikan adalah Total Quality Management (TQM).

Tata kelola mutu pendidikan yang lebih baik
Upaya perbaikan pada lembaga pendidikan tidak sederhana yang dipikirkan yang berkelanjutan, berikut ini tata kolola mutu pendidikan yang lebih baik.
Memperkuat Kurikulum
Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam menata pengalaman belajar siswa, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan, nilai, keterampilan, dan keahlian, dan dalam membentuk atribut kapasitas yang diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Saat ini, memang telah dilakukan upay untuk semakin meningkatkan relevensi kurikulum dengan melakukan revisi dan uji coba tersebut didasarkan pada pendekatan yaitu: (1) penegasan aspek  kognitif dalam bentuk kemampuan, (2) penguasaan aspek efektif yang lebih komprehensif, dan (3) penguasaan aspek keterampilan dalam bentuk kapasitas profesional. Kompetensi itu hendaknya dapat membentuk suatu kapasitas yang utuh dan komprehensif sehingga tidak diredusir menjadi keterampilan siap pakai. Kompetensi yang berada dalam satu keutuhan dan komprehensif dengan kapasitas lainnya. kompetensi masyarakat ada tiga elemen dasar yaitu basic, knowlwdge, skill (intelellectual skill, participation skill), and disposition. Melalui proses pembelajaran yang efektif, dari tiga elemen dasar ini dapat dibentuk kompetensi dan komitmen untuk setiap keputusan yang diambil. Kapasitas ini harus menjadi landasan bagi pengembangan proses pembelajaran dalam rangka pebentukan kompetensi.
Kurikulum merupakan proses yang sangat penting dalam proses pendidikan. karena kirikulum merupakan substansi utama dalam materi yang diajarkan, di mana dalam kurikulum itu tergambar secara jelas dan terencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dala proses belajar mengajar dilakukan oleh seorang guru guna mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah
Dewasa ini telah banyak digunakan model-model dan prinsip-prinsip manajemen modern terutama dalam dunia bisnis untuk kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu model yang diadopsi adalah school Based Management. Dalam rangka desentralisasi di bidang pendidikan, model ini mulai berkembang untuk di terapkan. Dioprasikan bahwa manajemen berbasi sekolah (MBS): (1) akan memperkuat rujukan refrensi nilai yang dianggap strategis dalam arti memperkuat relevansi, (2) memperkuat partipasi masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, (3) Memperkuat prefensi nilai pada kemandirian dan kreativitas baik individu maupun kelembagaan, dan (4) memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan fungsi kelembagaan sekolah.
Memperkuat Sumber Daya Tenaga Kependidikan
Memperkuat sistem pendidikan tenaga kependidikan
Dalam jangka panjang, agenda utama upaya memperkuat sumber daya tenaga kependidikan ialah dengan memperkuat sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang memiliki keahlian. Keahlian baru itu adalah modal manusia (human investmen), dan memerlukan perubahan dalam sistem pembelajarannya.
Memperkuat kepemimpinan
Dalam fondasi berbagai karakteristik pribadi, pimpinan lembaga pendidikan perlu menciptakan visi untuk mengarahkan lembaga pendidikan dan karyawannya. Dalam konteks ini, penciptaan visi yang jelas akan menumbuhkan komitmen karyawan terhadap kwaitas, memfokuskan semua upaya lembaga pendidikan pada rumusan kebutuhan penggunaan jasa pendidikan, menumbuhkan sese of team work dalam pekerjaan, menjabatani keadaan lembaga pendidikan sekarang dan masa yang akan datang.
Meningkatkan mutu mengajar melalui program inovatis berbasis kompetensi
Selama ini sekolah terutama guru masih sangat terbatas dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran. Tetapi dari pengalaman empirik tampaknya upaya itu belum secara signifikan membawa perubahan dalam arti peningkatan mutu hasil belajar. Pengembangan bahan ajar, pengembangan hasil belajar, pengembangan sistem evaluasi, dan pengembangan MBS. Kebutuhan akan inovasi itu dapat dilihat dalam dua hal yaitu untuk kepentingan ivention dan untuk kepentingan perubahan kultural sekolah, sehingga tergabung suatu kultu r sekolah, sehingga terbangun suatu kultur yang (1) berorientasi inovasi, (2) menumbuhkan kebutuhan untuk terus maju dan meningkat, (3) kebutuhan untuk berprestasi, (4) inovasi adalah berbagai suatu kebutuhan.
Mengoptimalkan fungsi-fungsi tenaga kependidikan
Di sekolah-sekolah selama ini yang berperan utama adalah guru. Seorang guru melaksanakan berbagai fungsi balik fungsi mengajar, konselor, teknisi, maupun pustakwan. Bahkan, dalam kasus-kasus tertentu terdapat guru megajar bukan berdasarkan keahliannya, kondisi ini yang jelas kurang menguntungkan bagi terselenggaranya suatu proses pendidikan yang baik diperlukan fungsi-fungsi kependidikan yang saling mendukung, sehingga dapat dicapai suatu hasil yang maksimal.
Perbaikan yang berkesinambungan
Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (Continuos quality improvement atau CQI) dan proses Continuos quality improvement. Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi pada misi dan visi bersama, serta pemberdayaan semua persiapan untuk secara inkremental mewujudkan visi tersebut. Perbaikan yang berkesinambungan tergantung pada dua unsur. Pertama, mempelajari proses, alat, dan keterampilan-keterampilan yang tepat. Kedua, menerapkan keterampilan baru small achieveable project. Proses perbaikan berkesinambungan yang dapat dilakukan berdasarkan siklus PDAC Plan, Do, Chek, Action. Siklus ini merupakan siklus perbaikan yang never ending, serta berlaku pada semua fase baik dalam organisasi/lembaga.





















Gambar 1 : penyempurnaan kualitas bekesinambungan dalam pendidikan


Manajemen berdasarkan fakta
Pengambilan keputusan harus didasarkan pada fakta yang nyata tentang kualiatas yang didapatkan dari berbagai sumber diselurih jajaran organisasi. Jadi, tidak semata-mata atas dasar intuisi, praduga, atau oragnizational politik. Berbagai alat telah dirancang dan dikembangkan untuk mendukung pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan berdasarkan fakta.
Sebenarnya banyak sekali aspek yang turut menentukan mutu pendidikan di sekolah. Edward Sallis (1993:2) mengemukakan bahwa yang menentukan mutu pendidikan mencakup aspek-aspek berikut: pembinaan yang berkelanjutan, guru yang profesional, nilai-nilai moral yang luhur, hasil ujian yang gemilang, dukungan orang tua, komonitas lokal, kepemimpinana yang tangguh dan berarah tujuan, kepedulian dan perhatian pada anak didik, kurikulum yang seimbang dari faktor-faktor tersebut.
Dari sejumlah aspek yang dikemukakan diatas, satu hal paling menentukan adalah bagaimana menjalankan manajemen mutu pendidikan itu sendiri. Menurut W. Edward derning 80% dari masalah mutu lebih disebabkan oleh manajemen, dan sisanya 20% oleh SDM. Hal ini berarti bahwa mutu yang kurang optimal berawal dari manajemen yang tidak profesional artinya mencerminkan bahwa  kepemimpinan dan kebijakan yang tidak profesional pula.
Sejalan dengan konsep itu, dirjen dikdasmen depdiknas (1991:11) menetapkan bahwa ukurun mutu pendidikan di sekolah mengacu pada derajad keunggulan setiap komponennya bersifat relatit dan selalu ada dalam perbandingan. Ukuran sekolah yang baik bukan semat-mata dilihat dari kesempurnaan komponennya dan kekuatan yang di milikinya, melainkan di ukur dari kemampuan sekolah dalam mengantisipasi perubahan konflik serta kekurangan atau kelemahan yang ada dalam sekolah (tersebut dengan analisis SWOT).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Mutu juga dapat dikatakan sebagai karakteristik-karakteristik produk yang dapat memuasakan semua pelanggan. Organisasi yang bermutu ialah organisasi yang menghasilkan produk dengan karakteristik-karakteristik itu. Mutu adalah ketika suatu lembaga dapat memuaskan pelanggan secara sempurna. Kepuasan pelanggan akan tercapai saat suatu produk di proses sesuai standart dan memenuhi standar kepuasan pelanggan. Produk yang di proses sesuai standart ialah produk yang tanpa ada cacat.
Menurut kriteria pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar.
Korelasi mutu dengan pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara opersional dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.

Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA
M. Arifin & Bamawi. 2017. Sistem penjaminan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZ MEDIA
Mutohar, Prim Masrokan. 2016. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: AR-RUZ MEDIA
Imam & Nurudin Imam. 2017. Pengelolaan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: AR- RUZ MEDIA


Politik dan Kebijakan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan Islam secara historis memiliki persambungan dengan misi yang diperjuangkan Nabi Muhammad Saw. Berdasarkan data yang tersedia, harus ditegaskan bahwa Islam lahir dan berkembang tidak dalam kevakuman dan tidak pula dalam ruang sunyi yang jauh dari ingar-bingar suasana dan peradaban kota. Setelah Nabi menerima wahyu pertama di Gua Hira pada usia ke-40, beliau tidak lagi berkunjung ke sana untuk selamanya, tetapi langsung terjun ke tengah masyarakat yang sudah sekian lama didera dan diimpit oleh ketidakadilan dan diskriminasi. Nabi Muhammad Saw. segera mengawali upaya-upaya dalam pemberdayaan umat di lingkungan keluarga terdekat, kemudian secara berangsur ke tengah publik.
Pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan Islam yang ada di Indonesia, secara institusional tidak bisa terlepas dari peran para walisongo. Secara historis, para walisongo ternyata berkiprah melalui pesantrennya masing-masing. Sunan Ampel dengan Pesantren Ampelnya, Sunan Bonang dengan Pesantren Bonang di Tuban, Sunan Drajat dengan Pesantren Drajat Lamongan, Sunan Giri dengan Pesantren Giri di Gresik, dan sebagainya. Pesantren atau pondok pesantren telah menjelma sebagai satuan pendidikan sekaligus wadah pendidikan tertua yang khas dan asli Indonesia.
Dalam konteks perubahan zaman, perkembangan institusi pendidikan Islam tidak sepenuhnya bisa menghindar dari perubahan, sebagaimana pondok pesantren, lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya juga menganut prinsip continuity and change, atau dalam bahasa pesantrennya disebut al-muhafadhah alal qadim ash-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah, institusi pendidikan Islam akan terus melakukan perubahan dan adopsi inovasi tetapi tetap mempertahankan tradisi yang baik dan bermanfaat.
Oleh karena itu, apa yang kita usahakan selama ini tidak akan pernah sia-sia. Jika flash back, maka yang kita lakukan secara historis adalah melanjutkan dan sekaligus mengembangkan apa yang telah dirintis oleh para pendahulu kita: Nabi Muhammad Saw., Sahabat, Tabiin, Tabiit Tabiin, Wali, Walisanga, Ulama, Zuama, guru kita, dan baru kita. Semangat api ini harus terus dikobarkan dan dikembangkan, karena inilah yang menjadi alasan utama mengapa eksistensi pendidikan Islam harus terus dikembangkan secara terencana dan sistematis dalam proses pengembangan karakter anak bangsa.

Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penyusunan makalah ini, dibuatlah rumusan masalah sebagaimana berikut :
Apa pendidikan Islam dan trend perubahan kebijakan?
Apa pendidikan Islam dan keragaman tuntutan masyarakat?
Apa civil effect kebijakan pendidikan Islam?
Apa era baru dan kebijakan baru pendidikan Islam?

Tujuan
Untuk mengetahui pendidikan Islam dan trend perubahan kebijakan
Untuk mengetahui pendidikan Islam dan keragaman tuntutan masyarakat
Untuk mengatahui civil effect kebijakan pendidikan Islam
Untuk mengetahui era baru dan kebijakan baru pendidikan Islam

BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan Islam dan Trend Perubahan Kebijakan
Salah satu faktor eksternal yang ikut mendorong perubahan keberlangsungan  pendidikan  Islam di Indonesia adalah kebijakan negara yang menjadi landasan pengaturan sistem Pendidikan Nasional. Diskursus di lembaga legislatif  mengisyaratkan adanya faktor-faktor yang memberi warna dinamika pergulatan ide dan pemikiran dalam penetapan kebijakan negara. Namun, umumnya bukan muncul dari keragaman latar belakang, etnik, tapi lebih bersumber dari perbedaan orientasi dan cara pandang berkenaan dengan posisi dan peran agama dalam kehidupan bernegara.
Perbedaan cara pandang itulah yang juga mewarnai perdebatan dalam melahirkan kebijakan negara tentang pendidikan, terutama berkaitan dengan pendidikan Islam. Dalam perkembangan konstelasi politik bangsa  Indonesia pasca kemerdekaan, terjadi pergeseran terus-menerus dalam formula kekuatan politik di antara mereka yang mempunyai pandangan memberikan tempat terhadap peran agama dan mereka menegasikannya dalam kehidupan bernegara. Sejak masa akhir kekuasaan orde baru, arah pendulum politik makin memberikan posisi dan peluang bagi kekuatan politik yang berpandangan memberikan tempat bagi agama dan pendidikan Islam. Dengan kata lain, perkembangan dan perubahan dalam kebijakan negara ikut menghantarkan pendidikan Islam kepada kedudukan, format dan model yang seperti ada dewasa ini.
Selain itu, dari sudut pandang perubahan kebijakan, masa depan pendidikan islam bisa dipahami dan dideteksi dari sejumlah indikator yang bersifat normatif dan operasional, yakni: hasil Amendemen IV UUD 1945, UU Sisdiknas secara historis, dan peraturan pemerintah yang cukup memberikan apresiasi positif  terhadap penguatan peran pendidikan Islam.
Hasil Amendemen ke-4 UUD 1945 (10 Agustus 2002), pada pasal 31UUD 1945 ayat (3dan 5) mengamanatkan: (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang, dan (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dari persepektif pendidikan islam, norma ini cukup memberikan jaminan konstitusi yang bisa mengawal prospek pendidikan Islam ke depan.
Dalam UU Sisdiknas, pasca kemerdekaan Indonesia telah mengalami tiga era, yaitu: era orde lama, era orde baru, dan era reformasi. Setiap era Indonesia melakukan perombakan secara sistemik sistem pendidikan nasional, karna UU No. 4/1950 (UU No. 12/1954) adalah produk zaman orde lama, UU No. 2/1989 adalah produk zaman orde baru, sedang UU No. 20/2003 adalah produk orde reformasi. Dari perspektif pendidikan Islam, posisi dan eksistensi pendidikan Islam dari waktu ke waktu semakin menguat. Pendidikan Islam jika dilihat dari ketentuan awal (UU No. 4/1950) belum diwajibkan (malah di bebaskan) menjadi diwajibkan (UU No. 2/1989 dan UU No. 20/2003). Dari diwajibkan dan menempati grade kedua setelah pendidikan pancasila, pendidikn agama selanjutnya pendidikan kewarganegaran (dalam UUNo. 2/1989) menjadi diwajibkan dan pendidikan agama menempati grade pertama, selanjutnya diikuti pendidikan kewarganegaraan dan bahasa (dalam UU No. 20/2003). Yang juga menggembirakan adalah bagi pesantren, pendidikan diniyah, mahad aly, majelis talim juga memperoleh pengakuan secara propesional.
Yang lebih menggembirakan dan memunculkan harapan baru bagi pendidikan islam ke depan adalah diundangkannya PP No.55 tahun2007 tentang pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. PP ini menjadi acuan operasional penyelenggaraan pendidikan Islam. Materi dan nilai-nilai pendidikan Islam kian menguat, pendidikan keagamaan seperti pesantren, madrasah diniyah, TPA/TPQ, dan majelis talim diakui eksistensinya. Bahkan Madrasah Diniyah, dengan syarat-syarat tertentu disetarakan, sehingga selain mengukuhkan eksistensi pendidikan Islam, juga memberikan harapan pendidikan Islam yang lebih cerah di masa depan.

Pendidikan Islam dan Keragaman Tuntutan Masyarakat
Perubahan zaman, perubahan kebijakan, memiliki korelasi dengan keragaman tuntutan dan harapan masyarakat. Setiap perubahan tidak akan mengenal henti, kebijakan inovatif akan terus dilakukan dan tuntutan masyarakat akan terus muncul dengan keragamannya. Kenyataan ini yang mewarnai gerakan reformasi 1998. Salah satu tuntutannya ialah perlunya reformasi dalam bidang pendidikan. Tuntutan itu, akhirnya diwujudkan melalui Amendemen IV UUD 1945 (10 Agustus 2002) dan disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tanggal 11 juni 2003.
Pemahaman tentang perubahan zaman, perubahan kebijakan, dan keragaman tuntutan masyarakat akhirnya menjadi penting untuk memotred trend pendidikan Islam dalam konteks yang terus berubah. Implikasi lebih lanjut, ke depan, pendidikan Islam akan terus mengalami upaya-upaya rekonstruksi, bahkan dekonstruksi. Lebih dari itu, ketika hasil rekonstruksi telah disepakati, ia secara otomotis telah menjelma sebagai konstruksi tahap kedua, dan akan terjadi lagi langkah-langkah dekonstruksi dan rekonstruksi, demikian seterusnya. Hal itu akan terjadi selama proses perubahan terus berlangsung, dan suatu proses perubahan terbukti tidak pernal mengenal henti. Konstruksi pendidikan Islam adalah sususnan dari suatu realitas objektif tentang pendidikan Islam yang telah diterima dan menjadi kesepakatan umum, meskipun didalam proses konstruksi itu tersirat dinamika sosial. Dekonstruksi pendidikan Islam terdasi disaat keabsahan realitas objektifnya di pertanyakan. Dari sinilah, kemudian, praktik-praktik baru pendidikan Islam mulai bermunculan, yang selanjutnya menyebabkan terjadinya proses rekonstruksi rekonseptualisasi pendidikan Islam.
Karena itu, prospek pendidikan Islam perlu dikaji ulang agar lebih berdaya saing dan lebih mencerahkan. Upaya ini penting, karena secara formal SDM umat Islam dibanding negara lain sangat tertinggi. Hasil kajian HDI, berapa jumlah doktor setiap satu juta penduduk? Di Indonesia = 63, Amerika = 6.500, Israel = 16.500, Prancis = 5.000, Jerman = 4.000, dan India = 1.500 orang. Angka ini, jelas dinamis. Meskipun gelar doktor bukan satu-satunya ukuran, namun faktor SDM tetap sebagai bagian yang sangat signifikan bagi upaya pencerahan pendidikan Islam.

Civil Effect Kebijakan Pendidikan Islam
Setiap kebijakan pendidikan termasuk kebijakan pendidikan Islam, pasti ada civil effectnya. Civil effect kebijakan yang ada, atau pernah ada, selain dilihat dari masa kebijakan diimplementasikan, sekaligus akan dilihat dari perspektif kebijakan mutakhir, untuk dilihat segi relevansinya, khususnya berdasarkan ketentuan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, antara lain menyangkut beberapa hal mendasar berikut:
Pertama, tentang kebijakan itu sendiri ynag menimbulkan optimisme terhadap prospek pendidikan Islam. Sejak Amandemen IV UUD 1945, khususnya Pasal 31 (10 Agustus 2002) dan disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (11 Juni 2003), regulasi kebijakan terasa lebih menjanjikan. Yang bisa dikemukakan, antara lain PP No. 19 Tahun 2005, PP No. 55 Tahun 2007, PMA No. 16 Tahun 2010, PMA No. 2 Tahun 2012, PMA No. 13 Tahun 2012, UU No. 12 Tahun 2012, dan ketentuan operasional lainnya. Semua kebijakan tersebut secara yuridis bukan hanya memberikan payung hukum, tetapi secara sosiologis dan politis mampu membangkitkan optimisme pendidikan Islam.
Kedua, terhadap orientasi belajar, khususnya kebijakan tentang pendidikan keterampilan di pondok pesantren, kebijakan tentang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar di pondok pesantren salafiyah, kebijakan tentang pondok pesantren muadalah dan kebijakan tentang standardisasi madrasah diniyah salafiyah dengan standar nasional pendidikan. Sepanjang sejarah kebijakan tersebut selalu direspons prokontra: menerima, atau menolak, atau menerima dengan syarat. Pro kontra akan terjadi karena dengan kebijakan tersebut orientasi belajar peserta didik akan mendua. Semula, mereka belajar semata-mata untuk tafaqquh fiddin, setelah kebijakan diimplementasikan berubah menjadi tafaqquh fiddin wad dun ya. Orientasi belajar yang mendua tersebut, akan menyebabkan konsentrasi belajar peserta didik juga mendua, tidak fokus, jarang yang kedua-dua, atau gagal salah satunya, atau bahkan gagal mendalami kedua-duanya. Orientasi belajar yang tidak fokus tersebut juga terjadi sebagai civil effect kebijakan SKB Tiga Menteri Tahun 1975. Meskipun memiliki segi positif sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan pada madrasah, tetapi menurut evaluasi dianggap gagal mengantarkan peserta didik melakukan tafaqquh fiddin, karena lulusannya dinilai setengah matang, baik penguasaan agama maupun umumnya. Lulusan yang setengah matang ini menjadikan lulusan madrasah selalu kalah, kalah penguasaan umumnya dengan sekolah umum, sehingga Prof. Munawir Sjadzali mengembangkan pilot project MAPK.
Ketiga, terhadap kelanjutan Studi, khususnya kebijakan SKB Tiga Menteri Tahun 1975 tentang peningkatan mutu pendidikan pada madrasah. Dalam SKB tersebut pada intinya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada madrasah agar tingkat mata pelajaran umum dari madrasah mencapai tingkat yang setara dengan pelajaran sekolah umum. Dengan demikian, akibat dari SKB ini: (1) Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan sekolah umum; (2) Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum setingkat lebih atas, dan (3) Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat (SKB 3 Menteri Tahun 1975 Pasal 2). Selain SKB Tiga Menteri Tahun 1975, juga kebijakan tentang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar di pondok pesantren salafiyah, kebijakan pondok pesantren tentang pondok pesantren muadalah dan kebijakan tentang standardisasi madrasah diniyah salafiyah dengan standar nasional pendidikan. Sebelum diundangkannya ketentuan tersebut para lulusan madrasah sangat terbatas kelanjutan studinya. Lulusan Madrasah Diniyah Ula (MDU) hanya bisa diterima di Madrasah Diniyah Wustha (MDW), dan lulusan MDW hanya bisa diterima di Madrasah Diniyah Ulya (MDU), dan sebagian MDU yang disetarakan bisa melanjutkan ke Mahad Aly/UIN/IAIN/STAIN/PTAIS. Setelah diberlakukan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan para lulusan Madrasah Diniyah tidak lagi terbatas untuk melanjutkan studi hanya di perguruan agama, tetapi sekaligus di perguruan umum. Artinya lulusan MDU bisa melanjutkan ke MDW/MTs/SMP dan yang sederajat. Lulusan Madrasah Diniyah Wustha juga dapat melanjutkan ke MDU/MA/SMA/SMK  dan yang sederajat. Selanjutnya, lulusan MDU juga dapat melanjutkan Perguruan Tinggi Agama Islam seperti UIN/IAIN/STAIN/PTAIS dan ke Perguruan Tinggi Umum negeri dan swasta.
Keempat, tentang peluang kerja lulusan. Sebelum diberlakukannya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, para lulusan madrasah diniyah tidak memiliki kesempatan peluang kerja, namun bagi madrasah diniyah yang disetarakan mempunyai kesempatan lapangan kerja yang terbatas, sesuai dengan pandangan orang tua memasukkan anaknya ke madrasah agar mereka memperoleh ilmu-ilmu agama atau tafaqquh fiddin, dan disinari jiwanya dengan agama tanpa mengaitkannya dengan lapangan kerja untuk hidup di masyarakat. Pandangan yang sedemikian akhir-akhir ini bergeser, di mana orang tua memasukan anaknya ke madrasah, di samping agar anak-anak mereka memperoleh ilmu pengetahuan agama juga menginginkan adanya civil effect dari ijazah yang mereka peroleh. Hal ini mestinya ditanggapi dan dicarikan pemecahannya, demi kelangsungan hidup Madrasah Diniyah dan demi kepentingan hari depan para lulusan Madrasah Diniyah. Keinginan untuk mengaitkan Madrasah Diniyah dengan lapangan kerja di masyarakat adalah sesuatu yang wajar karena Madrasah Diniyah dan masyarakat pada hakikatnya adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan, Madrasah Diniyah membutuhkan dukungan masyarakat dan masyarakat membutuhkan dan mengimpikan Madrsah Diniyah eksis. Sebab itu, Madrasah Diniyah sedikitnya telah membantu menciptakan iklim keagamaan dan keteduhan dalam lingkungan dan kehidupan keluarga.

Era Baru dan Kebijakan Baru Pendidikan Islam
Era baru pendidikan Islam ini bisa dipahami dan dideteksi dari sejumlah indikator yang bersifat normatif dan operasional, yakni UUD 1945 hasil Amandemen IV, UU Sikdiknas secara historis, UU Perguruan Tinggi, Putusan MK, Peraturan Pemerintah, dan perubahan zaman yang cukup proporsional dan mulai memberikan pemihakan eksistensi pendidikan Islam, maka adanya kebijakan baru pendidikan Islam harus mempertimbangkan beberapa hal strategis sebagai berikut:
Pertama, hasil amandemen ke-4 UUD 1945 (10 Agustus 2002), pada Pasal 31 UUD 1945 ayat (3 dan 5) mengamanatkan : (3) pemerintah yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlah mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa diatur dengan undang-undang, dan (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dari perspektif pendidikan Islam, norma ini cukup memberikan jaminan yang bisa mengawal prospek dan menjadi acuan kebijakan pendidikan Islam ke depan.
Kedua, secara historis, pasca kemerdekaan Indonesia telah mengalami tiga, yaitu: era orde lama, era orde baru, dan era reformasi. Setiap era, sebagai amanat UUD 1945, Indonesia telah melakukan perombakan secara sistemik sistem pendidikan nasionalnya, melalui pemberlakuan sejumlah undang-undang yang mengatur pendidikan nasional, seperti UU No. 4/1950 (UU No. 12/1954) adalah produk era orde lama, UU No. 2/1989 adalah produk era orde baru, dan UU No. 20/2003 adalah produk era atau orde reformasi. Dari perspektif pendidikan Islam (PAI, misalnya), dari waktu ke waktu ada tren menguat, dari ketentuan awal (UU No. 4/1950) belum diwajibkan (malah ditetapkan berdasar sukarela) menjadi diwajibkan (UU No. 2/1989 dan UU No. 20/2003). Dari diwajibkan dan menempati grade kedua setelah pendidikan pancasila, pendidikan agama selanjutnya adalah pendidikan kewarganegaraan (dalam UU No. 2/1989) menjadi diwajibkan dan pendidikan agama menempati grade pertama, selanjutnya diikuti pendidikan kewarganegaraan dan bahasa (dalam UU No. 20/2003), dan tren ke depan akan terus memberikan penguatan, seiring dengan kran demokratisasi yang mulai bersahabat. Yang juga menggembirakan adalah karena pesantren, pendidikan diniyah, dan majelis talim juga telah memperoleh pengakuan. Bahkan eksistensi pendidikan tinggi diniyah seperti Mahad Aly sudah diakui dalam UU No. 12 Tahun 2012, sehingga Perguruan Tinggi Khas Pondok Pesantren ini bisa mengembangkan Program Sarjana (S1), Program Magister (S2), dan Program Doktor (S3).
Ketiga, adanya keputusan MK yang sangat menguntungkan bagi pengembangan kualitas pendidikan, termasuk pendidikan Islam. MK telah tampil sebagai pengawal konstitusi sekaligus penafsir tunggal konstitusi, banyak putusan MK terkait sistem pendidikan nasional dan APBN dari perspektif UUD 1945, sehingga dari perspektif UUD 1945 penyelenggaraan pendidikan nasional, di mana pendidikan Islam sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, akan ikut memberikan jaminan tidak berkembangnya kebijakan pendidikan dikotomik dan deskriminatif dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Bahkan Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA ketika ngobrol dengan penulis di Gedung Mahkamah Konstitusi (29-31 Januari 2010) dengan tugas menyatakan akan mengembangkan prinsip kebijakan non diskriminatif policy, penulis diminta untuk tetap kritis mengawal kebijakan pendidikan nasional.
Keempat, yang juga menggembirakan setelah diundangkannya UU No. 20 Tahun 2003 adalah diundangkannya PP No. 19 Tahun 2005 dan PP No. 55 Tahun 2007, kedua PP tersebut menjadi acuan operasional penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Materi dan nilai-nilai pendidikan Islam semakin menguat. Pendidikan agama dan pendidikan keagamaan seperti pesantren, mahad aly, madrasah diniyah, TPA/TPQ, dan majelis talim diakui. Bahkan madrasah diniyah, dengan syarat-syarat tertentu juga memberikan harapan prospektif bagi pendidikan Islam ke depan, karena pendidikan keagamaan Islam (formal dan nonformal), khususnya pesantren, madrasah diniyah, majelis talim, TPQ/TPA, dan yang sederajat yang selama ini tidak diakomodasi dalam UU Sikdiknas sebelumnya, baru dalam UU No. 20 Tahun 2003 semuanya diakomodasi, yang berarti dalam proses ke dapan akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama untuk memberdayakan pendidikan Islam.

Kelima, yang masih menjadi masalah adalah bagaimana eksistensi pendidikan Islam yang telah kokoh secara normatif bisa sekaligus kokoh secara empirik dalam konteks perubahan zaman adalah penting, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana sumber daya pendidikan Islam diberdayakan, sehingga mampu berkompetisi dalam iklim perubahan yang sangat kompetitif tersebut. Jika sikap proaktif ini kita lakukan, maka Era Baru Pendidikan Islam berarti telah mulai didesain di beberapa daerah, karena otonomi daerah, pada hakikatnya bukan penghalang bagi kemajuan pendidikan Islam. Dua kebijakan baru, yakni Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kebijakan Pemerintah Provinsi Riau, penting disajikan, karena kebijakannya, selain strategis juga prospektif.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sudut pandang perubahan kebijakan, masa depan pendidikan islam bisa dipahami dan dideteksi dari sejumlah indikator yang bersifat normatif dan operasional, yakni: hasil Amendemen IV UUD 1945, UU Sisdiknas secara historis, dan peraturan pemerintah yang cukup memberikan apresiasi positif  terhadap penguatan peran pendidikan Islam dan muncul harapan baru bagi pendidikan islam ke depan adalah diundangkannya PP No.55 tahun2007 tentang pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. PP ini menjadi acuan operasional penyelenggaraan pendidikan Islam.
Perubahan zaman, perubahan kebijakan, memiliki korelasi dengan keragaman tuntutan dan harapan masyarakat. Setiap perubahan tidak akan mengenal henti, kebijakan inovatif akan terus dilakukan dan tuntutan masyarakat akan terus muncul dengan keragamannya. Kenyataan ini yang mewarnai gerakan reformasi 1998. Salah satu tuntutannya ialah perlunya reformasi dalam bidang pendidikan. Tuntutan itu, akhirnya diwujudkan melalui Amendemen IV UUD 1945 (10 Agustus 2002) dan disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tanggal 11 juni 2003.
Setiap kebijakan pendidikan termasuk kebijakan pendidikan Islam, pasti ada civil effectnya. Civil effect kebijakan yang ada, atau pernah ada, selain dilihat dari masa kebijakan diimplementasikan, sekaligus akan dilihat dari perspektif kebijakan mutakhir, untuk dilihat segi relevansinya, khususnya berdasarkan ketentuan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Era baru pendidikan Islam ini bisa dipahami dan dideteksi dari sejumlah indikator yang bersifat normatif dan operasional, yakni UUD 1945 hasil Amandemen IV, UU Sikdiknas secara historis, UU Perguruan Tinggi, Putusan MK, Peraturan Pemerintah, dan perubahan zaman yang cukup proporsional dan mulai memberikan pemihakan eksistensi pendidikan Islam.

Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah yang kami buat dafat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.


Sistem Imformasi Manajemen Pendidikan

Makalah  IMPLEMENTASI  SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dosen Pembimbing :...