BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mutu adalah ketika suatu lembaga dapat memuaskan pelanggan secara sempurna. Kepuasan pelanggan akan tercapai saat suatu produk di proses sesuai standart dan memenuhi standar kepuasan pelanggan. Produk yang di proses sesuai standart ialah produk yang tanpa ada cacat. Selain itu, produknya juga sesuai standart dengan spesifikasi yang tercantum dan sesuai dengan tujuan atau manfaatnya.
Mutu juga dapat dikatakan sebagai karakteristik-karakteristik produk yang dapat memuasakan semua pelanggan. Organisasi yang bermutu ialah organisasi yang menghasilkan produk dengan karakteristik-karakteristik itu. Karateristik yang dapat memuaskan pelanggan seacar umum terbagi menjadi tiga, yaitu keinginan pelanggan, kondisi produk dan kekinian atau unik. Produk dikatakan bermutu apabila produk. Tersebut mengandung karakteristik yang sesuai dengan harapan pelanggan
Menurut kriteria pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar.
Korelasi mutu dengan pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara opersional dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
Peningkatan mutu pendidkan harus dilakukan secara terus-menerus. Walaupun demikian proses pendidikan tidak boleh berhenti hanya karena menunggu penyempurnaan sistem, sarana, dan sumber daya manusia. Sebagai institusi pendidikan, sekolah selalu menjadi perhatian utama untuk terus diperbaiki dan dijaga kualitas proses pembelajarannya.
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian mutu pendidikan?
Ada berapa strategi manajemen mutu pendidikan?
Bagaimana tata kelola mutu pendidikan yang lebih baik?
Tujuan
Untuk mengetahui mutu pendidikan
Untuk mengetahui strategi manajemen mutu pendidikan
Untuk mengetahui tata kelola mutu pendidikan yang lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN
Pengaertian Mutu Pendidikan
Pengertian mengenai mutu pendidikan mengandung makna yang berlainan. Namun perlu ada suatu pengertian yang opersional sebagai suatu pedoman dalam pengelolaan pendidikan untuk sampai pada pengertian mutu pendidikan.
Mutu juga dapat dikatakan sebagai karakteristik-karakteristik produk yang dapat memuasakan semua pelanggan. Organisasi yang bermutu ialah organisasi yang menghasilkan produk dengan karakteristik-karakteristik itu. Karateristik yang dapat memuaskan pelanggan seacar umum terbagi menjadi tiga, yaitu keinginan pelanggan, kondisi produk dan kekinian atau unik. Produk dikatakan bermutu apabila produk. Tersebut mengandung karakteristik yang sesuai dengan harapan pelanggan.
Mutu adalah ketika suatu lembaga dapat memuaskan pelanggan secara sempurna. Kepuasan pelanggan akan tercapai saat suatu produk di proses sesuai standart dan memenuhi standar kepuasan pelanggan. Produk yang di proses sesuai standart ialah produk yang tanpa ada cacat. Selain itu, produknya juga sesuai standart dengan spesifikasi yang tercantum dan sesuai dengan tujuan atau manfaatnya. Sedangkan produk yang sesuai dengan standart kepuasaan pelanggan ialah produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan kesenangan pelanggan.
Menurut kriteria pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar.
Korelasi mutu dengan pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara opersional dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
Strategi Manajemen Mutu Pendidikan
Peningkatan mutu harus bertumpuh pada lembaga pendidikan untuk secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk mengingkatkan kapasitas dan kemampuan-kemampuan organisasinya guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Ada beberapa strategi dalam mengelolaan dan mengembangkan lembaga pendidikan islam baik berupa pesantren, madrasah atau sekolah, yaitu:
Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga yang jelas, serta berusaha keras mewujudkannya melalui kegiatan sehari-hari.
Membagun kepemimpinan yang benar-benar profesional (terlepas dari intervensi ideologi, politik, organisasi, dan madzab dalam menempuh kebijakan lembaga).
Menyiapkan pendidikan yang benar-benar berjiwa pendidik sehingga mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan bertanggung jawab terhadap kesuksesan peserta didik.
Menyempurnakan strategi rekrutmen siswa secara proaktif dengan menjemput bahkan mengejar bola.
Berusaha keras untuk memberi kesadaran pada para siswa bahwa belajar merupakan kewajiban paling mendasar yang menentukan masa depan mereka.
Merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Menggali strategi pembelajaran yang dapat mengakselerasi kemampuan siswa yang masih rendah menjadi lulusan yang kompetitif.
Menggali sumber-sumber keuangan non konvesional dan mengembangkannya secara produktif.
Membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan proses pembelajaran, terutama ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium.
Mengorientasikan strategi pembelajaran pada tradisi pengembangan ilmu pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan.
Memperkuat metodologibaik hal dalam pembelajaran, pemikiran maupun penelitian.
Mengkondisikan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menstimulasi belajar.
Mengkondisikan lingkungan yang islami baik dalam beribadah, bekerja, pergaulan sosial, maupun kebersihan.
Berusaha meningkatkan kesejahteraan pengawai lembaga pendidikan lain.
Mewujudkan etos kerja yang tinggi dikalangan pengawai melalui kontrak moral dan kontrak kerja.
Berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada siapapun, baik jajaran pemimpin, guru, karyawan, siswa maupun tamu serta masyarakat luas.
Meningkatkan promosi untuk membangun citra (image building).
Memublikasikan kualitas proses dan hasil pembelajaran kepada publik secara terbuka.
Membangun jaringan kerja sama dengan pihak-pihak lain yang mengutamakan, baik secara finansial maupun sosial.
Menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat untuk mendapat dukungan secara maksimal.
Menyingkronkan kebijakan-kebijakan pendidikan nasional.
Berdasakan langkah-langkah di atas, maka strategi peningkatan mutu dalam pendidikan meliputi: input, proses dan output. Input pendidikan adalah segala sesuatu karakteristik yang tersedia dari pondok pesantren karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses input sumber daya meliputi: sumber daya manusia (kiai, guru, karyawan, dan siswa) dan sumber daya selebihnya (peralatn, perlengkapan,dana, bahan dan sebagainya). Input perangkat lunak meliputi struktur pesantren atau sekolah, peraturan tata tertib, deskribsi tugas, rencana, program, dan sebagainya. Input berupa harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat di ukur dari tingkatan kesiapan input. Maka tinggi kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Output pendidkan merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekalah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau prilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.
Berdasarkan manajemen mutu di atas, bahwa dalam meningkatkan mutu pendidkan tidak lepas dari manajemen mutu pendidikan yang dikenal dalam pendidikan adalah Total Quality Management (TQM).
Tata kelola mutu pendidikan yang lebih baik
Upaya perbaikan pada lembaga pendidikan tidak sederhana yang dipikirkan yang berkelanjutan, berikut ini tata kolola mutu pendidikan yang lebih baik.
Memperkuat Kurikulum
Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam menata pengalaman belajar siswa, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan, nilai, keterampilan, dan keahlian, dan dalam membentuk atribut kapasitas yang diperlukan untuk menghadapi perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Saat ini, memang telah dilakukan upay untuk semakin meningkatkan relevensi kurikulum dengan melakukan revisi dan uji coba tersebut didasarkan pada pendekatan yaitu: (1) penegasan aspek kognitif dalam bentuk kemampuan, (2) penguasaan aspek efektif yang lebih komprehensif, dan (3) penguasaan aspek keterampilan dalam bentuk kapasitas profesional. Kompetensi itu hendaknya dapat membentuk suatu kapasitas yang utuh dan komprehensif sehingga tidak diredusir menjadi keterampilan siap pakai. Kompetensi yang berada dalam satu keutuhan dan komprehensif dengan kapasitas lainnya. kompetensi masyarakat ada tiga elemen dasar yaitu basic, knowlwdge, skill (intelellectual skill, participation skill), and disposition. Melalui proses pembelajaran yang efektif, dari tiga elemen dasar ini dapat dibentuk kompetensi dan komitmen untuk setiap keputusan yang diambil. Kapasitas ini harus menjadi landasan bagi pengembangan proses pembelajaran dalam rangka pebentukan kompetensi.
Kurikulum merupakan proses yang sangat penting dalam proses pendidikan. karena kirikulum merupakan substansi utama dalam materi yang diajarkan, di mana dalam kurikulum itu tergambar secara jelas dan terencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dala proses belajar mengajar dilakukan oleh seorang guru guna mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah
Dewasa ini telah banyak digunakan model-model dan prinsip-prinsip manajemen modern terutama dalam dunia bisnis untuk kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu model yang diadopsi adalah school Based Management. Dalam rangka desentralisasi di bidang pendidikan, model ini mulai berkembang untuk di terapkan. Dioprasikan bahwa manajemen berbasi sekolah (MBS): (1) akan memperkuat rujukan refrensi nilai yang dianggap strategis dalam arti memperkuat relevansi, (2) memperkuat partipasi masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, (3) Memperkuat prefensi nilai pada kemandirian dan kreativitas baik individu maupun kelembagaan, dan (4) memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan fungsi kelembagaan sekolah.
Memperkuat Sumber Daya Tenaga Kependidikan
Memperkuat sistem pendidikan tenaga kependidikan
Dalam jangka panjang, agenda utama upaya memperkuat sumber daya tenaga kependidikan ialah dengan memperkuat sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang memiliki keahlian. Keahlian baru itu adalah modal manusia (human investmen), dan memerlukan perubahan dalam sistem pembelajarannya.
Memperkuat kepemimpinan
Dalam fondasi berbagai karakteristik pribadi, pimpinan lembaga pendidikan perlu menciptakan visi untuk mengarahkan lembaga pendidikan dan karyawannya. Dalam konteks ini, penciptaan visi yang jelas akan menumbuhkan komitmen karyawan terhadap kwaitas, memfokuskan semua upaya lembaga pendidikan pada rumusan kebutuhan penggunaan jasa pendidikan, menumbuhkan sese of team work dalam pekerjaan, menjabatani keadaan lembaga pendidikan sekarang dan masa yang akan datang.
Meningkatkan mutu mengajar melalui program inovatis berbasis kompetensi
Selama ini sekolah terutama guru masih sangat terbatas dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran. Tetapi dari pengalaman empirik tampaknya upaya itu belum secara signifikan membawa perubahan dalam arti peningkatan mutu hasil belajar. Pengembangan bahan ajar, pengembangan hasil belajar, pengembangan sistem evaluasi, dan pengembangan MBS. Kebutuhan akan inovasi itu dapat dilihat dalam dua hal yaitu untuk kepentingan ivention dan untuk kepentingan perubahan kultural sekolah, sehingga tergabung suatu kultu r sekolah, sehingga terbangun suatu kultur yang (1) berorientasi inovasi, (2) menumbuhkan kebutuhan untuk terus maju dan meningkat, (3) kebutuhan untuk berprestasi, (4) inovasi adalah berbagai suatu kebutuhan.
Mengoptimalkan fungsi-fungsi tenaga kependidikan
Di sekolah-sekolah selama ini yang berperan utama adalah guru. Seorang guru melaksanakan berbagai fungsi balik fungsi mengajar, konselor, teknisi, maupun pustakwan. Bahkan, dalam kasus-kasus tertentu terdapat guru megajar bukan berdasarkan keahliannya, kondisi ini yang jelas kurang menguntungkan bagi terselenggaranya suatu proses pendidikan yang baik diperlukan fungsi-fungsi kependidikan yang saling mendukung, sehingga dapat dicapai suatu hasil yang maksimal.
Perbaikan yang berkesinambungan
Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (Continuos quality improvement atau CQI) dan proses Continuos quality improvement. Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi pada misi dan visi bersama, serta pemberdayaan semua persiapan untuk secara inkremental mewujudkan visi tersebut. Perbaikan yang berkesinambungan tergantung pada dua unsur. Pertama, mempelajari proses, alat, dan keterampilan-keterampilan yang tepat. Kedua, menerapkan keterampilan baru small achieveable project. Proses perbaikan berkesinambungan yang dapat dilakukan berdasarkan siklus PDAC Plan, Do, Chek, Action. Siklus ini merupakan siklus perbaikan yang never ending, serta berlaku pada semua fase baik dalam organisasi/lembaga.
Gambar 1 : penyempurnaan kualitas bekesinambungan dalam pendidikan
Manajemen berdasarkan fakta
Pengambilan keputusan harus didasarkan pada fakta yang nyata tentang kualiatas yang didapatkan dari berbagai sumber diselurih jajaran organisasi. Jadi, tidak semata-mata atas dasar intuisi, praduga, atau oragnizational politik. Berbagai alat telah dirancang dan dikembangkan untuk mendukung pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan berdasarkan fakta.
Sebenarnya banyak sekali aspek yang turut menentukan mutu pendidikan di sekolah. Edward Sallis (1993:2) mengemukakan bahwa yang menentukan mutu pendidikan mencakup aspek-aspek berikut: pembinaan yang berkelanjutan, guru yang profesional, nilai-nilai moral yang luhur, hasil ujian yang gemilang, dukungan orang tua, komonitas lokal, kepemimpinana yang tangguh dan berarah tujuan, kepedulian dan perhatian pada anak didik, kurikulum yang seimbang dari faktor-faktor tersebut.
Dari sejumlah aspek yang dikemukakan diatas, satu hal paling menentukan adalah bagaimana menjalankan manajemen mutu pendidikan itu sendiri. Menurut W. Edward derning 80% dari masalah mutu lebih disebabkan oleh manajemen, dan sisanya 20% oleh SDM. Hal ini berarti bahwa mutu yang kurang optimal berawal dari manajemen yang tidak profesional artinya mencerminkan bahwa kepemimpinan dan kebijakan yang tidak profesional pula.
Sejalan dengan konsep itu, dirjen dikdasmen depdiknas (1991:11) menetapkan bahwa ukurun mutu pendidikan di sekolah mengacu pada derajad keunggulan setiap komponennya bersifat relatit dan selalu ada dalam perbandingan. Ukuran sekolah yang baik bukan semat-mata dilihat dari kesempurnaan komponennya dan kekuatan yang di milikinya, melainkan di ukur dari kemampuan sekolah dalam mengantisipasi perubahan konflik serta kekurangan atau kelemahan yang ada dalam sekolah (tersebut dengan analisis SWOT).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mutu juga dapat dikatakan sebagai karakteristik-karakteristik produk yang dapat memuasakan semua pelanggan. Organisasi yang bermutu ialah organisasi yang menghasilkan produk dengan karakteristik-karakteristik itu. Mutu adalah ketika suatu lembaga dapat memuaskan pelanggan secara sempurna. Kepuasan pelanggan akan tercapai saat suatu produk di proses sesuai standart dan memenuhi standar kepuasan pelanggan. Produk yang di proses sesuai standart ialah produk yang tanpa ada cacat.
Menurut kriteria pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga kerja yang terlatih. Dalam arti deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan senyatanya, misalkan hasil tes prestasi belajar.
Korelasi mutu dengan pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara opersional dan efesien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
M. Arifin & Bamawi. 2017. Sistem penjaminan Mutu Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZ MEDIA
Mutohar, Prim Masrokan. 2016. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: AR-RUZ MEDIA
Imam & Nurudin Imam. 2017. Pengelolaan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: AR- RUZ MEDIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sistem Imformasi Manajemen Pendidikan
Makalah IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dosen Pembimbing :...
-
MAKALAH MICROLEADING PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI DOSEN PEMBIMBING: WAFI ALI HAJJAJ, S.Pd.I, M.Pd.I NAMA KELO...
-
MAKALAH FUNGSI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Dosen Pengampu : Abdul Haq As, S.Pd.I, M.Pd.I Disusun oleh : 1. Alfiyatul Hasan...
-
MAKALAH FIQH DAN USHUL FIQH SEJARAH PERKEMBANGAN USHUL FIQH KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berk...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar