Jumat, 27 Maret 2020

Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan & PR

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sekolah merupakan lembaga nirbala (nonprofit organization) yang bergerak dibidang jasa pendidikan. Dewasa ini, jasa pendidikan memegang peranan penting untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Meskipun demikian, minat dan perhatian pada aspek kualitas jasa pendidikan baru berkembang satu dekade terakhir ini. Keberhasilan jasa pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian layanan pendidikan berkualitas kepada pelanggan jasa pendidikan, yaitu siswa.
Jasa sering dipandang sebagai fenomena yang rumit. Kata jasa (service) memiliki banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (personal service) sampai dengan pengertian jasa sebagai produk. Zeithaml dan Bitner (2003) mengatakan bahwa jasa meliputi seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk fisik atau konstruksi, yang dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, serta menyediakan nilai tambah (kenyamanan, hiburan, ketepatan waktu, kesenangan, atau kesehatan) yang tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, jasa dapat didefinisikan sebagai kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara memuaskan. Dalam dunia pemasaran jasa pendidikan juga tidak bisa terlepas dari elemen bauran pemasaran. Adapun bauran pemasaran jasa yang dimaksud salah satunya yaitu produk. Produk merupakan hal mendasar yang akan menjadi pertimbangan pilihan bagi masyarakat.
Dalam hal ini kita akan membahas tentang produk jasa pendidikan. Produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang ditawarkan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keinginannya. Produk yang dihasilkan dan ditawarkan harus berkualitas.

Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penyusunan makalah ini, dibuatlah rumusan masalah sebagaimana berikut :
Apa pengertian produk jasa?
Bagaimana model produk jasa pendidikan?
Bagaimana bauran produk jasa pendidikan?
Bagaimana penciptaan produk jasa pendidikan?

Tujuan
Untuk mengetahui tentang pengertian produk jasa
Untuk mengetahui tentang model produk jasa pendidikan
Untuk mengetahui tentang bauran produk jasa pendidikan
Untuk mengetahui tentang penciptaan produk jasa pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Produk Jasa
Jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat melayani, membantu dan melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Jasa digambarkan  sebagai suatu kegiatan  yang sering kali diukur berdasarkan waktu. Kotler mengemukakan, jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak dapat dikatkan dengan suatu produksi fisik.
     Sedangkan Herek  French dan Heather Saward mengemukakan pengertian jasa sebagai berikut:
”A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything is production may or may not be tied to a physical produc.
    Pengertian diatas menjelaskan bahwa, jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, yang melibatkan hubungan antara penyaji jasa dengan konsumen pemakai dan tidak ada perpindahan kepemilikan (transfer of ownership) antara keduanya, dalam menghasilkan jasa tersebut digunakan produk fisik untuk mendukung aktivitasnya.
  Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa  pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
Kita seringkali memperlakukan siswa sebagai produk jasa pendidikan bukan sebagai pelanggan atau pengguna jasa pendidikan. Jika mengindentifikasi siswa sebagai pelanggan jasa pendidikan, kita harus memuaskan pelanggan jasa pendidikan dan memahami keinginan pelanggan jasa pendidikan.

Model Produk Jasa Pendidikan
Menurut Chan dan Swatman (2005), terdapat empat model produk jasa yang dapat diterapkan ke dunia pendidikan. Model-model tersebut adalah sebagai berikut:
Model Penawaran Jasa Pendidikan
Gronroos (1990) menemukan model konseptual yang disebut dengan penawaran jasa tambahan (Augemented Service Offering- ASO). Model ini menguraikan unsur-unsur jasa dilihat dari sudut pandang karakteristiknya. Ada empat tahapan penting dalam pengelolaan jasa, yaitu sebagai berikut.
Mengembangkan konsep jasa (service concept), yaitu menentukan tujuan sekolah berdasarkan dimana jasa pendidikan dapat dikembangkan.
Mengembangkan paket jasa dasar (basic service package), yaitu paket jasa pendidikan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan jasa pendidikan. Yang meliputi jasa inti, jasa dan produk fasilitas, dan jasa dan produk pendukung.
Mengembangkan penawaran jasa tambahan Augement Service Offering (ASO), yang terkait dengan proses jasa pendidikan. Ada tiga unsur dalam penawaran jasa tambahan yaitu aksesibilitas jasa, interaksi dengan organisasi jasa, dan partisipasi pelanggan.
Mengelola citra dan komunikasi (image and communication). Citra sekolah merupakan upaya jangka panjang sekolah, yang membutuhkan bantuan dan dukungan warga sekolah. Komunikasi pemasaran jasa pendidikan mencakup aktivitas penjualan, periklanan, promosi penjualan, serta komunikasi pemasaran jasa pendidikan.
Storey dan Easingwood (1998) menemukan model konseptual ASO yang dibuat dengan memadukan pendapat Cooper dan Kleinschmidt (1987, 1990), de Brentani (1989, 1991), dan Cooper dkk. (1994). Unsur-unsur model ASO yang dapat diaplikasikan di sekolah, yaitu sebagai berikut.
Produk jasa (service product), yang terdiri atas penawaran inti yang meliputi uraian produk dan karakteristiknya. Berikut ini adalah lima aspek yang membentuk produk jasa yaitu kualitas produk, adaptabilitas produk, kekhasan produk, bukti fisik, dan resiko yang dirasakan.
Tambahan jasa (service augmentation), yang terkait dengan proses dan dampat jasa pendidikan yang dihasilkan. Ada lima jenis tambahan jasa, yaitu kekuatan distribusi, komunikasi yang efektif, interaksi antara karyawan dan pelanggan, pengalaman pelanggan, dan nama baik.
Dukuan pemasaran (marketing support), yaitu pemasaran internal dan manajemen pemasaran yang tidak disadari pelanggan jasa pendidikan, tetapi dapat memengaruhi kualitas produk jasa pendidikan dan tambahan produknya, yang memiliki lima unsur yaitu investasi dalam sistem, pengetahuan tentang pasar, strategi peluncuran, operasi yang efektif, dan pelatihan dan keterampilan karyawan.
Model Penawaran Jasa Pendidikan
Jika dibandingkan dengan model ASO yang dikemukakan Gronroos serta Storey dan Easingwood, model penawaran jasa pendidikan yang dikemukakan Kolter dan Fox (1995) lebih sederhana dan dirancang secara khusus untuk menawarkan program pendidikan.
Kolter dan Fox (1995) mengemukakan model penawaran jasa pendidikan yang membagi penawaran jasa pendidikan ke dalam tiga tingkat, yaitu sebagai berikut.
Penawaran jasa inti (core offer services), yang mengukur manfaat inti pendidikan atau jasa inti pendidikan. Contohnya, apakah pelanggan jasa pendidikan benar-benar mencari jasa pendidikan dan apakah jasa pendidikan yang dibutuhkan benar-benar dipenuhi.
Penawaran jasa nyata (tangible offer service). Fasilitas ini ialah untuk meningkatkan nilai jasa inti pendidikan dan manfaatnya bagi pelanggan jasa pendidikan. Penawaran jasa nyata memiliki lima karakteristik yaitu kemasan, nama merek, kualitas, corak, dan atribut.
Penawaran jasa tambahan (augmented offer service), yaitu jasa tambahan dan manfaat jasa pendidikan yang ditawarkan pada pasar sasaran jasa pendidikan di luar penawaran jasa inti dan penawaran jasa nyata. Penawaran jasa tambahan itu meliputi aksesibilitas, syarat pembiayaan, jaminan, dan jasa tindak lanjut.
Model Molekul
Shostack (1982) mengembangkan model molekul (molecular model) yang diterapkan pada produk dan jasa, dengan menggunakan analogi kimia untuk membantu pemasar melakukan visualisasi serta mengelola entitas total pasar. Sama seperti ketika meramu bahan kimia, perubahan pada salah satu unsur dapat mengubah sifat entitasnya. Shostack juga menjelaskan teknik cetak biru jasa (service blueprinting) untuk menguraikan proses jasa dan mencatat proses jasa ketika terjadi perubahan dari salah satu unsur melekul, yang akan memengaruhi entitasnya.
Ada dua macam bukti jasa (sercive evidence), yaitu sebagai berikut.
Bukti pendukung (peripheral evidence), yang dimilikinya sebagai bagian dari pembelian jasa pendidikan yang memiliki sedikit atau tidak memiliki nilai independen (misalnya, kartu pelajar) dan hanya disediakan untuk memperkuat keberadaan jasa pendidikan.
Bukti penting (essential evidencei), yang tidak dapat dimiliki pelanggan jasa pendidikan.
Unsur-unsur jasa pendidikan dan bukti fisik jasa pendidikan melekat pada ikatan untuk menandai kelompok unsur jasa pendidikan, yang memiliki keterkaitan tinggi dengan pengambilan keputusan pembelian jasa pendidikan. Pemasar jasa pendidikan harus memperhatikan seluruh sistem distribusi jasa pendidikan, seluruh biaya pendidikan yang memerlukan penentuan harga jasa pendidikan yang sesuai, serta strategi periklanan dan promosi jasa pendidikan.
Model Penawaran Produk Jasa Pendidikan Baru
Chan dan Swatman (2005) menemukan tiga entitas utama yang akan memengaruhi pengembang program pendidikan dalam menawarkan produk jasa pendidikan yang baru (new educational service product offerings). Setiap entitas membentuk pengembangan produk jasa pendidikan baru melalui berbagai faktor, yaitu sebagai berikut.
Entitas penyedia jasa pendidikan (educational provider), yang meliputi faktor-faktor seperti waktu pengembangan dan sumber daya (anggaran, keahlian, serta teknologi dan informasi).
Entitas siswa (students), yang meliputi manfaat yang dirasakan oleh siswa serta harapan dan gaya pembelajaran siswa.
Entitas pemerintah dan masyarakat (government and society), yang meliputi berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, dukungan masyarakat, dan sosial ekonomi.
Terdapat tiga lingkaran konsentris, yaitu produk jasa (service product), distribusi jasa (service distribution), dan dukungan pemasaran (marketing support). Lingkaran dalam adalah produk jasa (servide product), yang meliputi jasa inti yang akan ditawarkan oleh penyedia jasa pendidikan. Aspek-aspek produk jasa meliputi jasa inti, tingkat kebaruan, kualitas produk, adaptabilitas produk, kekhasan produk, jasa fasilitas, dan bukti jasa.
Lingkaran tengah adalah distribusi jasa (service distribution), yaitu cara jasa pendidikan disebarkan. Askep-aspek distribusi jasa adalah kekuatan atau strategi distribusi, komunikasi yang efektif, pelatihan dan keterampilan karyawan, dan jasa tindak lanjut.
Lingkaran luar adalah dukungan pemasaran (marketing support) bahwa siswa tidak menyadari unsur-unsur dukungan pemasaran, tetapi unsur-unsur tersebut memengaruhi keberhasilan produk jasa pendidikan. Berikut ini adalah aspek-aspek dukungan pemasaran yaitu pengetahuan pasar, citra lokal, periklanan/promosi, dan syarat-syarat pembiayaan.

Bauran Produk Jasa Pendidikan
Kita perlu menganalisis produk jasa pendidikan yang dihasilkan sekolah dalam pengertian luas. Meskipun banyak profesi pendidikan hanya berfokus pada kurikulum dan penilaian sebagai bauran produk jasa pendidikan, pemasaran jasa pendidikan harus mempertimbangkan efektivitas komunikasi, perilaku siswa, keterampilan dasar, dan jiwa sosial siswa sebagai bauran produk jasa pendidikan. Ketika akan melakukan analisis produk jasa pendidikan, pemasar jasa pendidikan perlu memperhatikan seluruh aspek sekolah, terutama bidang dimana pelanggan jasa pendidikan menerima aktivitas pendidikan di sekolah.
Menurut Kotler (2000), bauran produk (product mix atau product assortment) adalah kumpulan semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual kepada pembeli. Jadi, bauran produk jasa pendidikan merupakan kumpulan semua produk jasa pendidikan dan unit produk jasa pendidikan yang ditawarkan sekolah kepada pelanggan jasa pendidikan. Empat dimensi bauran produk jasa pendidikan antara lain lebar bauran produk, panjang bauran produk, kedalaman bauran produk, dan konsistensi bauran produk.
Keempat dimensi produk jasa pendidikan memungkinkan sekolah untuk memperluas usahanya dengan menggunakan empat cara yaitu sekolah menambah lini produk jasa pendidikan baru sehingga akan memperlebar bauran produk jasa pendidikan, sekolah memperpanjang setiap lini produk jasa pendidikan, sekolah menambah lebih banyak variasi produk jasa pendidikan pada setiap produk jasa pendidikan dan memperdalam bauran produk jasa pendidikan, dan sekolah dapat mengejar konsistensi lini produk jasa pendidikan yang lebih kuat.
Lockhart (2005) mengelompokkan bauran produk jasa pendidikan menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut.
Siswa
Siswa ialah produk jasa pendidikan yang paling terlihat secara fisik. Sekolah unggul memiliki karakteristik siswa yang mampu memenuhi atau melebihi standart pendidikan, yaitu:
Sekolah memiliki tingkat keberhasilan pembelajaran yang tinggi.
Sekolah memiliki tingkat prestasi belajar yang menonjol.
Siswa memiliki kesadaran terhadap kewarganegaraan dan masyarakat.
Siswa lulus dengan kemampuan sebagai anggota masyarakat yang produktif.
Siswa menjadi alumni yang dapat berkontribusi bagi masyarakat.
Sekolah memiliki nilai ujian yang tinggi.
Sekolah memiliki angka kemangkiran siswa (pembolosan siswa dari sekolah) yang rendah.
Sekolah memiliki angka putus sekolah (dropout rates) di bawah rata-rata.
Kurikulum
Kurikulum yang bagus sebagai produk jasa pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut.
Kurikulum yang tepat, khusus, luas, dan inovatif.
Kurikulum yang dapat memenuhi kebutuhan siswa (misalnya, kurikulum dwibahasa, kurikulum persiapan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan kurikulum kejuruan).
Kurikulum yang dapat mengembangkan suatu program belajar-mengajar baru atau memperbaiki kurikulum yang ada.
Kurikulum baru yang dapat digunakan sepenuhnya oleh guru.

Aktivitas Ekstrakulikuler
Aktivitas ekstrakulikuler seperti olahraga, kesenian, tim debat, atau publikasi sekolah dapat menarik perhatian siswa dan orangtua siswa karena akan meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa. Bagi orang tua siswa dan siswa, aktivitas ini semua pentingnya dengan aktivitas kurikuler. Bagi siswa yang tidak terlibat pada aktivitas ekstrakulikuler, pengakuan terhadap aktivitas ekstrakulikuler menimbulkan rasa bangga pada sekolah. Pemasar jasa pendidikan harus mengelola program ekstrakulikuler dengan baik sehingga dapat menyediakan sumber daya yang memadai untuk mendukung program ekstrakulikuler dan bermitra dengan kelompok profesi di luar sekolah agar bisa menyediakan sumber daya pendidikan tambahan atau pelatihan bagi siswa.
Sekolah sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat
Sekolah merupakan pusat kegiatan masyarakat karena menyediakan tempat pertemuan yang membahas masalah kewarganegaraan, tempat pemungutan suara, atau menyelenggarakan pendidikan bagi orang dewasa. Oleh sebab itu, saat melakukan penilaian terhadap sekolah, pemasar jasa pendidikan dapat memperhatikan hal-hal tersebut ataupun menilai kualitas interaksi sekolah dengan masyarakat, yaitu apakah sekolah merupakan mitra yang dapat diandalkan bagi masyarakat dan mampu menawarkan jasa pendidikan berkualitas meskipun sumber daya pendidikan terbatas.

Penciptaan Produk Jasa Pendidikan
Setiap sekolah harus mampu mengembangkan produk jasa pendidikan baru agar bisa membentuk masa depan yang lebih baik. Jika selera dan pilihan pelanggan jasa pendidikan selalu berubah-ubah, proses pengembangan produk jasa pendidikan baru merupakan kebutuhan sekolah. Inovasi merupakan aliran darah untuk keberhasilan sekolah. Jadi, pengelolaan inovasi adalah inti keberhasilan sekolah. Di sekolah, pemasar jasa pendidikan mengambil tindakan proaktif untuk mengembangkan produk jasa pendidikan.
Menurut Swastha dan Irawan (1990), produk baru bisa didefinisikan sebagai barang dan jasa yang pada dasarnya berbeda dengan produk yang telah dipasarkan organisasi. Akan tetapi, definisi itu tampaknya terlalu luas sehingga akan dapat menimbulkan pengertian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita perlu menentukan berbagai kriteria tentang produk baru, yaitu sebagai berikut.
Produk yang betul-betul baru dan tidak ada substitusinya.
Produk yang sama jenisnya, tetapi memiliki model baru.
Produk tiruan yang baru bagi organisasi, tetapi tidak baru bagi pasar.
Hamilton (1982) mengembangkan model pengembangan produk baru. Di sisi lain, Griffin (1997) dan Tzokas (2000) telah membuktikan bahwa model tersebut berhasil digunakan untuk mengembangkan produk baru. Berikut ini adalah tahapan pengembangan produk baru yang dapat digunakan oleh dunia pendidikan.
Strategi produk baru (new product strategy), mencakup kesesuaian antara teknologi pendidikan dan pemasaran jasa pendidikan, sifat dan tingkat keunggulan produk jasa pendidikan baru, serta tingkat sinergi dan penerimaan risiko yang diharapkan sekolah.
Menghasilkan gagasan (idea generation), yang datang dari sumber-sumber seperti pelanggan jasa pendidikan, karyawan sekolah, penyalur jasa pendidikan, sekolah kompetitor, penelitian dan pengembangan, dan konsultan.
Penyaringan gagasan (idea screening). Setelah menghasilkan gagasan produk jasa pendidikan baru, pemasar jasa pendidikan melaksanakan penyaringan, yaitu menghapus gagasan yang tidak sejalan dengan strategi produk jasa pendidikan.
Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing). Pada tahap ini, pemasar jasa pendidikan melakukan uji coba konsep agar dapat menilai gagasan produk jasa pendidikan baru sebelum bentuk asli produk jasa pendidikan dibuat.
Analisis usaha (business analysis). Setelah melalui proses uji coba konsep, pemasar jasa pendidikan melaksanakan analisis usaha yang memperhitungkan aspek permintaan, biaya, dan penjualan jasa pendidikan. Tingkat kebaruan jasa pendidikan, ukuran pasar jasa pendidikan, serta sifat kompetisi pendidikan juga mempengaruhi tingkat keakuratan proyeksi penghasilan yang akan diterima sekolah.
Pengembangan dan pengujian produk (product development and testing). Pada tahap ini, pemasar jasa pendidikan mengembangkan bentu asli produk jasa pendidikan. Proses pengembangan dan pengujian produk dapat bekerja dengan baik apabila semua bagian di sekolah bekerja sama, bukan bekerja secara berurutan dalam proses pengembangan produk jasa pendidikan secara bersamaan.
Uji coba pemasaran (test marketing). Setelah mengembangkan produk jasa pendidikan, pemasar jasa pendidikan melakukan pengujian pasar jasa pendidikan. Uji coba pemasaran jasa pendidikan adalah bentuk pengenalan yang terbatas terhadap produk jasa pendidikan untuk menentukan reaksi calon pelanggan jasa pendidikan pada situasi pasar jasa pendidikan tertentu.
Peluncuran (launch). Peluncuran merupakan keputusan untuk memasarkan produk jasa pendidikan. Peluncuran produk jasa pendidikan perlu memerhatikan beberapa hal, yaitu pemesanan peralatan dan perlengkapan pendidikan, memulai proses jasa pendidikan, menentukan jumlah persediaan jasa pendidikan, mengirimkan produk jasa pendidikan kepada wilayah distribusi jasa pendidikan, melatih kaeryawan sekolah dalam hal penjualan jasa pendidikan, memperkenalkan produk jasa pendidikan baru ke pasar jasa pendidikan, serta periklanan pendidikan yang ditujukan kepada calon pelanggan jasa pendidikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
Terdapat empat model produk jasa yang dapat diterapkan ke dunia pendidikan. Model-model tersebut adalah  model penawaran jasa pendidikan, model penawaran jasa pendidikan, model molekul, dan model penawaran produk jasa pendidikan baru.
Bauran produk (product mix atau product assortment) adalah kumpulan semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual kepada pembeli. Jadi, bauran produk jasa pendidikan merupakan kumpulan semua produk jasa pendidikan dan unit produk jasa pendidikan yang ditawarkan sekolah kepada pelanggan jasa pendidikan. Empat dimensi bauran produk jasa pendidikan antara lain lebar bauran produk, panjang bauran produk, kedalaman bauran produk, dan konsistensi bauran produk. Bauran produk jasa pendidikan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu siswa, kurikulum, aktivitas ekstrakulikuler, dan sekolah sebagai pusat kegiatan masyarakat
Produk baru bisa didefinisikan sebagai barang dan jasa yang pada dasarnya berbeda dengan produk yang telah dipasarkan organisasi. Berikut ini adalah tahapan pengembangan produk baru yang dapat digunakan oleh dunia pendidikan yaitu strategi produk baru (new product strategy), menghasilkan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing), analisis usaha (business analysis), pengembangan dan pengujian produk (product development and testing), uji coba pemasaran (test marketing), peluncuran (launch).
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah yang kami buat dafat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah selanjutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem Imformasi Manajemen Pendidikan

Makalah  IMPLEMENTASI  SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dosen Pembimbing :...