MAKALAH
STUDI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
TANGGUG JAWAB LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pembimbing :
Muhammad Saeful Kurniawan,S.Pd.I,M.Pd.I
DisusunOleh :
AGUS TRIANI
ALFIYATUL HASANAH
ELOK FIRDAUSIAH
PROGRAM MENEJMEN PENDIDIKAN ISLAM
STAI AT – TAQWA BONDOWOSO
TAHUN AJARAN 2018-2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhori R.A yang memiliki arti “kamu semua adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya,.”
Merupakan sebuah teori dalam islam yang memberikan sebuah petunjuk, arahan, dan pengetahuan kepada setiap insan yang bernyawa tentang sebuah tanggung jawab terhadap apa yang menjadi tugas dan kewajiban seorang insan.
Makna yang tersirat di dalamnya yaitu tanggung jawab yang di emban harus dilakukan dengan sebaik mungkin dan semaksimal mungkin karena pada akhirnya tanggung jawab yang diemban akan meminta pertanggung jawaban kepada kita kelak, sebagai pengemban tanggung jawab.
Islam menginginkan setiap pelakon tanggung jawab agar mampu menjadi suri tauladan untuk dirinya, orang lain, keluarga, masyarakat, bangsa, Negara dan agama baik di dunia begitu pula di akhirat kelak.
Manusia diciptakan di dunia dengan sebuah tujuan yang spektakuler sehingga diciptakanlah manusia sebagai perwujudan dari penciptaan yang paling sempurna, sebagaimana Allah hanya menciptakan malaikat yang paling tunduk dan tak pernah membangkang kepada-NYA akan tetapi malaikat hanya dianugerahi akal yang gunanya untuk berfikir dan Allah menciptakan hewan dengan begitu hinanya dengan pembuktian Allah hanya menganugrahkan nafsu kepada hewan sehingga tidak mampu membedakan antara yang baik dan buruk sedangkan manusia Allah anugrahkan kepadanya 2 keanugrahan yaitu perpaduan antara akal dan nafsu sehingga manusia di harapkan mampu berfikir, memiliki daya Tarik dan dapat mengontrol diri agar berjalan dijalan yang benar sesuai dengankehendak Allah.
Sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-quran yang memiliki makna “sesungguhnya AKU akan menciptakan kholifah dimuka bumi” dan perwujudan kholifah yang dimaksudkan adalah manusia itu sendiri, sehingga yang seharusnya menjadi sebuah topic yang terfikirkan oleh manusia pada saat ini adalah bagaimana manusia memenuhi kriteria sebagai kholifah, hal itu yang perlu diperjuangkan dan diperhatikan.
Melihat sebuah fakta yang terjadi pada masyarakat sejauh ini, tanggung jawab yang seharusnya di pertanggung jawabkan dengan pertanggung jawaban yang maksimal sangatlah minim dilakukan.
Banyak masyarakat yang melakukan suatu keperluan umtuk sebuah pertanggung jawaban dinilai dengan segi rupiah saja.
Jika rupiah itu tidak sesuai dengan keinginan masyarakat maka tanggungan yang dibebankan atas dirinya akan dilakukan semena-mena.
Contoh kecil dalam ranah pendidikan adalah:
seorang guru honorer mempunyai tanggungjawab atas kepahaman, pengetahuan dan kebiasaan muridnya, akan tetapi smua itu dilakukan dengan semena-mena tanpa ada keseriusan di dalamnya sehinngga out put yang dikeluarkan sangat kurang maximal dalam bidang SDM dan SDA.
Contoh di atas merupakan sebuah gambaran yang terjadi dalam masyarakat di Indonesia sejauh ini, tak ada keseriusan yang dilakukan dalam setiap tugas yang diembannya, sehingga sangat minim masyarkat atau insan saat ini dapat dikatakan sebagai kholifah sebagaimna yang Allah firmankan dalam kalamnya.
Sehingga perlu kiranya untuk mengembalikan fitrah manusia sebagai kholifah dikembangkan dengan cara mengkaji ulang tentang fungi-fungsi yang harusnya difungsikan oleh seorang insan dan dapat mewujudkan dampak yang luar biasa untuk dunia dan terutama dalam dunia pendidikan.
Sebagaimana seorang guru yang memiliki fungsi untuk mengajar, seorang ibu atau orang tua yang memiliki fungsi mendidik dan lingkungan yang memiliki fungsi untuk membangun karakter seseorang yang berada dalam lingkungannya.
Untuk itu kami disini akan sedikit mengulas tentang sebuah tanggung jawab lembaga pendidikan islam agar bisa membantu bagaimana cara melaksanakan sebuah tanggung jawab melalui tupoksi masing-masing.
Rumusan Masalah
Apa itu tanggung jawab lembaga pendidikan islam?
Apa saja macam-macam lembaga pendidikan islam?
Apa manfaat adanya sebuah tanggung jawab lembaga pendidikan islam?
Apa saja peran dan fungsi dari Lembaga pendidikan Islam?
Tujuan masalah
Untuk mengetahui dan memahami Apa itu tanggung jawab lembaga pendidikan islam
Untuk mengetahui dan memahami Apa saja macam-macam lembaga pendidikan islam
Untuk mengetahui dan memahami Apa manfaat adanya sebuah tanggung jawab lembaga pendidikan islam
Untuk mengetahuiApa saja peran dan fungsi dari Lembaga pendidikan Islam
BAB II
PENDAHULUAN
Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikam merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkelanjutan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses pemberdayaan umat, merupakan tugas dan tanggung jawab bidang cultural dan edukatif terhadap peserta didik dan masyarakatnya yang semakin berat. tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan islam adalah erat kaitannya dalam usaha mrnyuseskam misi sebagai seorang muslim.
Lembaga pendidikan islam merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang didasari, digerakkan, dan dikembangkan oleh jiwa islam.
Lembaga pendidikan islam secara keseluruhan, bukanlah suatu yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya menpunyai hubungan erat dengan umatislam secara umum.
Islam telah mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu kepada nabi Muhammad SAW. Rumah Al-Arqam ibnu Abi Al-Arqam merupakan lembaga pendidikan yang pertama.
Guru agung yang pertama adalah Nabi Muhammad SAW. dengan sekumpulan kecil pengikut-pengikutnya yang percaya kepadanya secara diam-diam. dan dirumah itulah nabi mengajarkan al-Quran.
Pendidikan berasal dari kata didik,artinya bina,mendapat awalan pen-, pengakhiran –an, yang maknanya sifat dari perbuatan membina atau melatih, atau mengajar dan mendidik itu sendiri. Olehkarena itu, pendidikan merupakam pembinaanm pelatihan, pengajaran, dan semua hal yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilannya.
Pendidikan secara teminologis dapat diartikan sebagaipembinaan, pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua anak didik secara formal maupun nonformal dengan tujuan membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki keterampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal kehidupannya di masyarakat.
Lembaga menurut bahasa adalah “badan” atau “organisasi” (tempat berkumpul). (Depdikbud, 1994: 851). Badan (lembaga) pendidikan, menurut Ahmad D. Marimba adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab pendidikan kepada peserta didik sesuai dengan badan tersebut.
Lembaga pendidikan Islam ialah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam yang baik, yang permanen, maupun yang berubah-ubah dan mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berad adalam naungannya, sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan hukum tersendiri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan Islam adalah tempat atau oganisasi yang menyelenggarakan pendidikan Islam, yang mempunya istruktur yang jelas dan bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan Islam.Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam tersebut harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan terlaksananya pendidikan dengan baik, menurut tugas yang diberikan kepadanya, seperti sekolah (madrasah) yang melaksanakan proses pendidikan Islam.
Tanggung jawab lembaga pendidikan islam
Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya artinya jika ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula memiliki arti yang lebih jauh bila memakai imbuhan ber-, bertanggung jawab dalam kamus tersebut diartikan dengan “suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya”.
Tanggung jawab untuk mengantarkan peserta didik ke arah tujuan tersebut yaitu dengan menjadikan sifat-sifat Allah sebagai bagian dari karakteristik kepribadiannya. Tanggung jawab tersebut mestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi maka seringkali masih terasa sulit, merasa keberatan bahkan banyak orang merasa tidak sanggup jika diberikan suatu tanggung jawab. Tak jarang banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya, dengan kata lain suka mencari “kambing hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain. Dari Ibn Umar ra. Berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Masing-masing kamu adalah penggembala dan masing-masing bertanggung jawab atas gembalanya, pemimpin adalah penggembala, suami adalah penggembala terhadap anggota keluarganya, dan istri adalah penggembala di tengah-tengah rumah tangga suaminya dan terhadap anaknya. Setiap orang diantara kalian adalah penggembala, dan masing-masing bertanggung jawab atas apa yang di gembalakannya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Macam-macam lembaga pendidikan dalam islam
Pendidikan Formal
Dalam perspektif pendidikan Islam, guru disebut sebagai abu al-ruh, yaitu orang tua spiritual. Artinya setiap guru, khususnya yang beragama Islam terlepas apakah dia guru bidang studi agama atau tidak bertugas dan memiliki tanggung jawab dalam membimbing dan mendidik dimensi spiritual peserta didik sehingga melahirkan akhlakul karimah. Guru membawa misi penyempurnaan akhlak, sebagaimana misi diutusnya Rasulullah SAW.
اِنما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Perkembangan jaman yang semakin pesat berdampak menggeser pada prinsip hidup manusia. Kesadaran memperkaya ilmu pengetahuan untuk dirinya dan anggota keluarga melalui pendidikan formal maupun informal semakin diminati. Fenomena ini muncul ditandai dengan semakin banyaknya jumlah lembaga pendidikan dan angka buta huruf, buta angka, dan buta aksara semakin menipis. Kesadran masyarakat terhadap pendidikan dilandasi rasa percaya bahwa dengan pendidikan manusia mampu meningkatkan kualitas hidup. Dalam arti luas pendidikan menyimpan fungsi yang secara sadar masyarakat bersedia menerima.
Dalam paradigma Jawa , pendidik diidentikan dengan (gu dan ru) yang berarti “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru mempunyai seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru mempunyai kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri tauladan oleh peserta didiknya.
Pendidikan Informal
Lembaga keluarga merupakan bentuklembaga yang paling utama, sebab keluarga merupakan pusat kehidupan yang terpenting. Kita semua berasal dari keluarga, kemanapun kita pergi pada waktu tertentu kita akan kembali atau pulang pada keluarga kita. Di dalam keluarga kita hidup bersama dengan anggota keluarga atau anggota kelompok secara akrab. Kita selalu berhubungan secara face to face dan mempunyai tingkat kekekalan yang relative abadi.
Keluarga yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah keluarga primer yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak, sehingga disamping keluarga sebagai kelompok hidup keluarga juga sebagai suplay atau sumber bahan bagi lembaga-lembaga lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan penemuan-penemuan yang diperoleh dalam keluarga seperti ditemukannya dorongan sex, pembiakan keturunan dan pemeliharaan anak-anak. Jadi keluarga sangat penting funsinya sebab di dalam keluarga akan terjadi proses sosialisasi, terutama masalah kepribadiaan atau personality seorang, yang nantinya akan menjadi dasar kepribadian bagi generasi selanjutnya. Alas an yang mendasari keluarga disebut sebagai kelompok primer sebab kita harus menyadari bahwa pembentuk kepribadian seseorang telah dimulai sejak anak masih berujud jain di dalam kandungan dan dilanjutkan pada masa bayi, remaja dan dewasa.
Dapat diartikan pula bahwasanya keluarga adalah suatu sistem kehidupan masyarakat yang terkecil dan dibatasi oleh adanya keturunan (nasab) atau disebut juga ummah. Pengertian ini dapat terbukti pada kehidupan sehari-hari umat Islam. Umpamanya dalam hukum waris yang menunjukkan bahwa hubungan persaudaraan atau keluarga dalam pengertian keturunan tidak terbatas hanya kepada ayah, ibu, dan anak saja, tetapi lebih jauh dari itu, bahwa kakek, nenek, saudara ayah, saudara ibu, saudara kandung, saudara sepupu, anak, cucu, semuanya termasuk kepada saudara atau keluarga yang mempunyai hak untuk mendapatkan warisan. Begitu pula dengan hal pendidikan hendaknya menjadi tanggung jawab seluruh anggota keluarga tidak hanya dibebankan kepada orang tua seorang anak semata.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya keluarga adalah:
Munculnya dorongan sex atau biologis pada setiap manusia
Dorongan sex tersebut melahirkan instink manusia untuk memilih teman hidup
Dorongan untuk mendapatkan keturunan, dengan pertimbangan:
Prokreasi, sifat bangga terhadap keturunan yang dimilikinya
Ada hasrat untuk melanjutkan generasi
Ada hasrat untuk mewariskan kekayaan dan status
Ada keinginan untuk dipelihara dimasa tua
Ada alasan ekonomi bahwa suami-istri dapat melakukan fungsi ekonomi baik di dalam rumah maupun di luar rumah, dan mereka saling melengkapi satu dengan yang lainnya dalam pencarian nafkah.
Pendidikan non formal
Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:
Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan
Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif
Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan (utility).
Perlu diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.
Peranan dan tanggung jawab lembaga pendidikan islam
Pendidikamn Formal
Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
Beriltizam dengan amanah ilmiah.
Mengamalkan dan mengembangkan ilmu yang dipelajari.
Senantiasa mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam pengajaran ilmu yang berkaitan.
Dari masa ke masa guru hendaklah menelusuri sudut atau dimensi spirituality Islam dalam pelbagai lapangan ilmu pengetahuan.
Senantiasa memanfaatkan ilmu untuk tujuan kemanusiaan, kesejahteraan dan keamanan umat manusia.
Haruslah mendidik dan mengambil tindakan secara adil terhadap semua pelajar.
Peran dan tanggung jawab sekolah dalam pendidikanSebagai lembaga pendidikan formal, tanggung jawab sekolah didasarkan atas tiga faktor, yaitu :
Tanggung jawab formal
Tanggung jawab sekolah sebagai kelembagaan formal kependidikan sesuai dengan fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapai. Misalnya, pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Demikian pula pada pendidikan menengah, diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja.
Tanggung jawab keilmuan
Tanggung jawab yang berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan, serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat kepadanya.
Tanggung jawab fungsional
Bentuk tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik yang diserahi kepercayaan dan tanggung jawab melaksanakannya berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelimpahan wewenang dan kepercayaan serta tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua peserta didik. Pelaksanaan tugas tanggung jawab yang dilakukan oleh peserta didik profesional ini didasarkan atas program yang telah terstruktur yang tertuang dalam kurikulum.
Dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab lembaga formal atau lembaga pendidikan berfungsi dalam berbagai hal, sebagai berikut:
Memberikan persiapan bagi peranan pekerjaan
Bertindak sebagai perantara pemindahan warisan kebudayaan
Tempat memperkenalkan kepada individu tentang berbagai peranan di dalam masyarakat
Tempat mempersiapkan individu dengan berbagai peranan sosial yang dikehendaki
Memberikan landasan bagi penilaian kemajuan pelaksaan penelitian-penelitian ilmiah
Memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial
Allah SWT berfirman:Artinya:Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. At-Taubah:122)
Dari ayat di atas Allah SWT memerintahkan kepada kita umat Nabi Muhammad saw untuk memperdalam ilmu pengetahuan terutama ilmu agama. Dalam hal ini sekolah konvensional, pesantren maupun perguruan tinggi dapat dijadikan salah satu wadah yang berperan dalam memajukan kehidupan dan akhlak manusia.
Pendidikan Informal
Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya.
Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya.
Secara psiko-sosiologi keluarga berfungsi sebagai:
Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
Memberi pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun psikis
Sumber kasih sayang dan penerimaan
Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik
Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap tepat
Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan
Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri
Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat
Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan diluar rumah tidak memungkinkan.
Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga dapat
diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi berikut :
Fungsi biologis, artinya keluarga merupakan tempat memenuhi semua kebutuhan biologis keluarga seperti; sandang, pangan dan sebagainya.
Fungsi ekonomis, maksudnya dikeluargalah tempat orang tua untukmemenuhi semua kewajibannya selaku kepala keluarga.
Fungsi pendidikan, dimana di keluargalah tempat dimulainya pendidikan, semua anggota keluarga. dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW, yangdiriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu:Artinya: Bersabda Rasulullah SAW, setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari).
Fungsi sosialisasi, maksudnya keluarga merupakan buaian ataupenyemaian bagi masyarakat masa depan.
Fungsi perlindungan, keluarga merupakan tempat perlindungan semuakeluarga dari semua gangguan dan ancaman.
Fungsi rekreatif, keluarga merupakan pusat dari kenyamanan dan hiburanbagi semua anggota keluarganya.
Fungsi agama, maksudnya keluarga merupakan tempat penanaman agamabagi keluarga. Dasar pendidikan agama yang harus diberikan oleh keluarga. berdasarkan QS. Luqman:13
وَإِذْقَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (۱۳)
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Fungsi ekonomi, dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 233:
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةُ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودُُلَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالاً عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلاَدَكُمْ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآءَاتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرُُ
Artinya: Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf (baik). Seseorang tidak akan dibebani (dalam memberi nafkah), melainkan menurut standar kemampuannya. (QS. Al-Baqarah:233)
Pada surat An-Nisa ayat 9, Allah SWT memerintahkan supaya orangtua membimbing anak-anaknya dengan taqwa serta jangan meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya dalam menghadapi tantangan hidup.Artinya:Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An-Nisa: 9)
Sejak dulu, para ulama umat Islam telah menyadari pentingnya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang ternak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh guru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.”
Program pendidikan keluarga meliputi keseluruhan kewajiban hidup beragama yang di mulai dari ‘aqidah, syari’ah,ibadah dan akhlak yang diajarkan oleh orang tua itu sendiri kepada anggota yang lainnya, sehingga untuk menjaga kemungkinan terjadinya salah didik, maka orang tua berkewajiban mempelajari, memahami dan mengamalkan terlebih dahulu secara baik dan sesuai dengan ketentuannya.
Adapun pendidikan yang harus pertama kali diberikan oleh orang tua atau keluarga ialah:
Pendidikan agama dan spiritual adalah pondasi utama bagi pendidikan keluarga.
Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan islam , sebab tujuan tertinggi pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak.
Pendidikan jasmani, Islam memberi petunjuk kepada kita tentang pendidikan jasmani agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan bersemangat.
Pendidikan akal adalah meningkatkan kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinyasebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuaidengan konsep yang ditetapkan Allah.
Pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak dini agar bergaul ditengah-tengah masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’at Islam. Diantara prinsip syariat Islam yang sangat erat berkaitan dengan pendidikan sosial ini adalah prinsip ukhuwah Islamiyah.
Sebagian tanggung jawab yang diberikan oleh Islam kepada keluarga terdapat dalam Al-Qur’an:
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6)
Ibnu Amr bin al-’Ash menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ
Artinya:
Perintahlah anak-anakmu untuk melaksanakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun. Pukullah mereka jika sampai berusia sepuluh tahun mereka tetap enggan mengerjakan shalat. (HR Abu Dawud dan al-Hakim).
Kebolehan memukul bukan berarti harus/wajib memukul. Maksud pukulan atau tindakan fisik di sini adalah tindakan tegas “bersyarat”, yaitu: pukulan yang dilakukan dalam rangka ta’dîb (mendidik, yakni agar tidak terbiasa melakukan pelanggaran yang disengaja); pukulan tidak dilakukan dalam keadaan marah (karena dikhawatirkan akan membahayakan); tidak sampai melukai atau (bahkan) membunuh; tidak memukul pada bagian-bagian tubuh vital semisal wajah, kepala dan dada; tidak boleh melebihi 10 kali, diutamakan maksimal hanya 3 kali; tidak menggunakan benda yang berbahaya (sepatu, bata dan benda keras lainnya).
Non formal
Macam-macam kelompok sosial dan pendidikan masyarakat serta Peranannya dalam pendidikan Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial yang mempunyai peranan dan fungsi edukatif yang besar, diantaranya:
Kelompok Sebaya
Yang dimaksud kelompok sebaya (peers group) adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang –orang yang bersamaan usianya. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya, antara lain:
Mengajarkan berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain
Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas
Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa
Memberikan pengetahuan yang tidak bias diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cara citarasa berpakaian, music jenis tingkah laku tertentu, dll.)
Memperluas cakrawala pengalaman anak sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks
Organisasi kepemudaan
Organisasi kepemudaan pada umumnya mempunyai prinsip dasar yang sama yakni menyalurkan hasrat berkelompok dari pemuda kepada hal-hal yang berguna. Disamping penambahan pengetahuan dan keterampilan, organisasi kepemudaan tersebut terutama sangat bermanfaat dalam membantu proses sosialisasi serta mengembangkan aspek afektif dari kepribadian (kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan kemandirian)
Organisasi keagamaan
Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat penting karena berkaitan dengan keyakinan agama. Karena semua organisasi keagamaan mempunyai keinginan untuk melestarikan keyakinan agama anggota-anggotanya, maka organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya, seperti:
Mengajarkan keyakinan serta praktek-praktek keagamaan dengan cara
memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.
Mengajarkan tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya.
Pendidikan dari masyarakat artinya pendidikan harus memberikan jawaban bagi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Pendidikan oleh masyarakat artinya bahwa masyarakat bukanlah merupakan objek pendidikan, untuk melaksanakan kemauan negara atau suatu kelompok semata-mata, tetapi partisipasi yang aktif dari masyarakat, dimana masyarakat mempunyai peranan di dalam setiap langkah program pendidikannya. Hal ini berarti masyarakat bukan sekedar penerima belas kasih dari pemerintah, tetapi suatu sistem yang percaya kepada kemampuan masyarakat untuk bertanggungjawab atas pendidikan generasi mudanya.
Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai di antaranya adalah nilai Ketuhanan, Persaudaraan, Keadilan, Amar ma’ruf nahi munkar, dan Solidaritas. Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an:
Artinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Al-Imron:104)
Artinya:Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al-Hujurat:10)
Dari ayat tersebut amat jelas bahwa Islam menjunjung nilai persaudaraan, dimana ada unsur saling mengingatkan, memberi contoh, agar tercipta lingkungan madani. Oleh karena itu jelaslah bahwa Islam juga memandang bahwa sebuah masyarakat yang dijiwai nilai-nilai Islam harus berperan dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Lembaga pendidikam merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkelanjutan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses pemberdayaan umat, merupakan tugas dan tanggung jawab bidang cultural dan edukatif terhadap peserta didik dan masyarakatnya yang semakin berat. tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan islam adalah erat kaitannya dalam usaha mrnyuseskam misi sebagai seorang muslim.
Tanggung jawab lembaga pendidikan pada umunya ialah mencetak out put yang berkualitas dalam SDM dan SDA untuk melahirkan generasi emas penerus bangsa.
Macam-macam lembaga pendidikan dapat dibagi menjadi 3 macam lembaga yang dapat di kategorikan menjadi: lembaga formal yang mana didalamnya mencakup instansi yang berbasis hukum seperti sekolah dan orang yang bertanggung jawab di dalamnya adalah seorang guru, staf sekolah dan administator sekolah, yang selanjutnya adalah lembaga non formal yang di dalamnya mencakup masyarakat dan lingkungan sehingga terbentuklah karakter yang sesuai dengan lingkungan yang dihidupinya dan lembagayang terakhir adalah lembaga informal yang mana didalamnya diampu oleh seorang keluarga primer yang terdiri dari ibu,bapak dan keluarga lainnya.
Peran dan fungsi lembaga pendidikan dalam islam yang paling utama adalah membangun karakter anak dengan karakter yang lenih baik dari yang sebelumnya, dan dapat di spesifikkan bahwa lembaga formal berfungsi untuk menyampaikan ilmu yang sifatnya sains atau ilmu pengetahuan terkini, lembaga informal berfungsi untuk membangun karakter anak guna mempersiapkan mental yang lebih baik saat hidup diluar lingkungan keluarga, lembaga non formal yang bisa dikatakan masyarakat memiliki peran fungsi guna membuat atau membentuk pribadi anak yang berkarakter baik untuk diri dan masa depannya.
SARAN
Adanya tanggung jawab lembaga penidikan ini bertujuan agar terealisasinya sebuah tanggun jawab yang ada agar masyarakat atau yang bersangkutan mampu menjadi membentuk jiwa yang lebih berkualiatas.
DAFTAR PUSTAKA
Basri,hasan.2014.filsafat pendidikan islam.Bandung:CV.Pustaka Setia
Helmawati.2014.pendidikan keluarga.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
M. Arifin.1993.filsafat pendidikan islam.Jakarta:bumi aksara
Hasan Abd al-Ali.1978.Tarbiyah al-islamiyah fi-al-Qarni al-Rabi’ al-Hijry mishr:Dar al-Fikri al-Araby
H.A.Tafsir.2014.Filsafat Pendidikan Islam,Bandung:pustaka setia
Sugiyanto.2002.Lembaga Sosial.Jogjakarta:Global Pustaka Utama
Aziz, Abdul.2000.Berpacu Mengoptimalkan Waktu.Jakarta:Alamanar
Hagul, Peter.1992.Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta:RajaWali Pers
Maskun, Sumitro.1993. Pembangunan Masyarakat Desa.Jogjakarta: MW. Mandala
Prijono, Onny S.1996.Pemberdayaan, konsep, kebijakan dan implementasi.Jakarta: center for strategig and international studies
Rahardjo.1999.Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Jogjakarta: GajahMada University Press.
Soekamto, soerjono.1983.Kamus Sosiologi. Jakarta: CV.Rajawali
________________.1990.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV.Rajawali
Sugiarto, Endar.1999. Psikologi pelayanan dalam Industri Jasa.Jakarta: GramediaPustaka Utama
Sugiyanto.1989.Laporan Praktek Pekerjaan Sosial Setting Yayasan Indonesiasejahtera. Jogjakarta: SMPS Tarakanita
Suheru, hilal dan Modo G.1982.pembangunan Masyarakat.Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan
Sunanto,Hatta, dkk.2000. Menggeser Pembangunan, Memperkuat rakyat. Jogjakarta: Lapera Pustaka Utama
Sunarto, Kamtono.1993. Pengantar sosiologi. Jakarta: Lembaga penerbit fakultasekonomi universitas Indonesia
Thoha, Miftah.1993. Pembinaan organisasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo persada
Yusro, Pauzi.1999. penyalahgunaan Lembaga Hukum Kepailitan di Bidang bisnis. Indonesia: jurnal ilmu sosial keagamaan, MSI, UI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sistem Imformasi Manajemen Pendidikan
Makalah IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dosen Pembimbing :...
-
MAKALAH MICROLEADING PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI DOSEN PEMBIMBING: WAFI ALI HAJJAJ, S.Pd.I, M.Pd.I NAMA KELO...
-
MAKALAH FUNGSI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Dosen Pengampu : Abdul Haq As, S.Pd.I, M.Pd.I Disusun oleh : 1. Alfiyatul Hasan...
-
MAKALAH FIQH DAN USHUL FIQH SEJARAH PERKEMBANGAN USHUL FIQH KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berk...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar